Thursday, November 18, 2010

inilah amanah Tuhan padaku

Manusia mana yang tidak memiliki cita-cita? Bahkan seorang anak selokan pun punya cita-cita, meski sekadar untuk tidur di kasur yang empuk dan ruangan yang hangat.

Aku rasa aku termasuk seorang ambisius. Hal itu aku sadari saat membuka catatan kecil yang tersimpan rapi di dalam lemariku. Di sana tertulis daftar cita-citaku yang jika kalian membacanya pasti akan menertawakannya. Bahkan saat membacanya ulang, aku yang menjadi penulisnya pun tersenyum dan berdecak-decak sendiri. Tapi … apa salahnya? Ya, tak.

Sejak dulu, aku bermimpi bisa menjadi dokter jantung atau syaraf. Karena bagiku, jantung adalah ciptaan Tuhan yang maha dahsyat. Organ yang hanya berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa bisa bekerja tanpa henti. Kekuatannya untuk bekerja selama kita hidup itulah yang memotivasi diriku untuk lebih menggali dunia jantung. Lalu, dengan syaraf. Berhubung keponakan pertamaku memiliki kelainan syaraf pada otak kirinya, aku bertekad untuk mengetahui lebih lanjut tentang syaraf, suatu sistem sederhana yang berdampak besar bagi kelangsungan hidup kita.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Ia tidak menginginkanku untuk menjadi seorang dokter. Hiks… sedih memang, tapi inilah yang Tuhan mau. Sebagai hamba-Nya, aku hanya bisa pasrah dan menerima. Kini aku memang bergelut di dunia medis, tapi bukan di kedokteran. Allah, Tuhan yang (menurutku) gemar memberikan kejutan, memberikanku amanah lain. Kini aku calon seorang farmasis.

Mungkin banyak yang tidak kenal dengan farmasi, tapi setelah aku berada di dalamnya, aku tahu bahwa peranan seorang farmasis tidak kalah pentingnya dengan dokter.

Di sini, di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, aku mendapat banyak pelajaran dari-Nya yang diperantarakan melalui orang-orang yang ada di sekelilingku. Kini aku dapat sepenuhnya bersyukur atas kegagalan-kegagalan yang telah aku terima sebelum akhirnya aku ada di sini.

Melalui kegagalan ini aku menemukan apa yang aku inginkan, dan bisa aku pastikan aku tidak akan menerima semua ini jika Tuhan memberikanku kemudahan di awal.

Di sinilah aku bertemu dengan orang-orang hebat yang tak hanya menguasai dunia kesehatan, tapi juga memadukannya dengan agama. Yang membuat aku lebih kagum dengan teman-temanku, rata-rata di antara mereka memiliki keterpahaman yang baik tentang Islam dan al-qur’an. Bahkan saat membahas kesehatan dan prosedur pengobatan pun, mereka sempat-sempatnya menghubungkan dan membawa ayat-ayat al-qur’an dalam diskusi kami. Ckck.

Dan inilah saatnya aku merasa “bodoh”.

Umm… di saat inilah aku kembali merenung dan me-review alur perjalananku menuju tempat ini. Semakin aku menelaah skenario-Nya, aku semakin yakin bahwa Tuhan sayang pada hamba-Nya. Ya, sangat yakin!!

Jika saja Tuhan meluluskan aku di seleksi PMDK, aku tak menjamin aku akan tetap menjadi seperti dulu, seorang pelajar yang cuek dan tak suka menunjukan apa yang aku punya. Jika Tuhan mengabulkan doaku, aku tak menjamin aku tidak akan menjadi seorang mahasiswa yang besar kepala yang sombong dan sok pandai.

Sungguh!! Tahun ini adalah tahun terbesar yang aku rasakan. Mulai dari keterpurukan, Tuhan menuntunku menuju apa yang sebenarnya aku inginkan. Menjadi ahli medis muslim yang menggunakan metode Islam.

Tuesday, November 16, 2010

TAKLUKAN RIMBA PENGETAHUAN TANPA KEEGOISANMU

Memasuki dunia perkuliahan adalah impian bagi sejumlah besar kalangan remaja yang baru terlepas dari dunia pubertas. Ketika seorang remaja baru saja dinyatakan lulus dari bangku sekolah menengah, yang ada di benaknya adalah apa yang akan ia lakukan setelah ini? Melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi atau universitas adalah pilihan utama bagi mereka yang mampu secara finansial dan akademisi.

Berbagai try out dan ujian masuk universitas menjadi aktivitas yang tak luput dari mereka yang berkeinginan untuk kuliah, sehingga mereka dapat diterima di universitas yang masing-masing mereka harapkan. Tak hanya sampai di situ, topik baru setelah para mahasiswa baru ini diterima di universitas masing-masing adalah bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan paradigma-paradigma baru yang ada di dalamnya.

Bagi saya, dunia perkuliahan bukanlah dunia yang simpel, yang dapat kita mengerti secara langsung apa dan bagaimana “hukum alam” yang berlaku di sana. Mungkin yang ada di benak para mahasiswa baru (teman-teman sebaya saya) adalah kebebasan. Tapi menurut pandangan saya, dunia perkuliahan adalah dunia yang tidak megindikasikan suatu kebebasan, sama sekali. Yang ada dibenak saya, dunia perkuliahan sama halnya dengan hutan rimba, tapi perbedaan rimba yang satu ini adalah tidak adanya hukum alam yang menyatakan “yang kuat yang berkuasa”. Karena bagi saya, di dunia perkuliahan ini kita dituntut bagaimana caranya mempertahankan hidup tanpa merusak kehidupan yang lainnya (asertif).

Idealisme seorang mahasiswa baru yang cenderung ingin menonjolkan diri agar disegani oleh sesama mahasiswa baru, saya rasa adalah kesalahan fatal yang dapat membunuh dirinya sendiri. Ini saya katakan karena ketika saya baru mengenal apa dan siapa itu mahasiswa, ternyata kenyataannya jauh dari apa yang sudah dibicarakan selama saya masih duduk di bangku sekolah menengah. Bagi saya, dunia perkuliahan yang saya lebih senang menyebutnya “rimba pengetahuan” adalah area yang keberadaan dan efiensinya tergantung pada penghuni rimba itu sendiri. Ketika kita menuruti ego dan keangkuhan diri, maka sekali lagi saya katakan, “Brsiaplah untuk kembali tersesat di hutanmu.”

Di dunia perkuliahan ini, kita akan lebih banyak mengenal orang dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia, bahkan dunia dan juga berbagai watak dan karakteristik orang-orangnya. Di wilayah yang lebih homogen inilah, ego kita masing-masing dilatih untuk bagaimana mengahapi berbagai macam watak dan mental kawan. Dan di sinilah tempatnya untuk mengikis ego kita masing-masing dan belajar menghargai orang.

Ketika baru mengenal dunia perkuliahan, saya yang seorang introvert berkeinginan untuk mengubah diri (tanpa mengubah karakter diri) untuk dapat lebih terbukan supel kepada sesama mahasiswa baru maupun senior. Semua ini saya kira adalah hal yang harus saya lakukan agar dapat tetap survive di “rimba pengetahuan” ini. Karena dengan banyaknya koneksi dan pengetahuan seputar perkuliahan dan hal-hal yang ada di dalamnya, memungkinkan kita (para mahasiswa baru) untuk dapat saling membantu.

Mengingat bahwa tujuan kita kuliah adalah untuk meningkatkan kemampuan kita sebagai sumber daya manusia yang berguna bagi Negara Republik Indonesia, maka saling bersinergi antar satu sama lain adalah suatu hal yang cukup bijak dilakukan oleh seorang mahasiswa, terlebih lagi jika dalam satu fakultas kita menggeluti bidang yang berhubungan seperti Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Dan lagi-lagi, menjadi seorang mahasiswa adalah suatu komitmen yang harus dipertanggungjawabkan keberdaannya. Apakah mahasiswa itu menjadi mahasiswa yang hanya sekadar kuliah dan mengukir prestasi tanpa peduli yang lainnya, atau menjadi mahsiswa yang “suka aksi”, dalam artian aktif di segala bidang. Mulai dari kegiatan akademisi, organisasi, hingga sosial masyarakat. Ketika kita memilih menjadi mahasiswa di posisi pertama, maka kita harus siap-siap tenggelam dan tersesat di dalam rimba ini. Tapi jika kita memilih posisi yang kedua, maka pertanggungjawabkanlah aksi dan komposisi yang ada di dalamnya.

Terlepas dari semua paradigma dan pandangan saya saat menjadi mahasiswa baru, kesan yang paling saya ingat ketika menjadi mahasiswa baru adalah, buang jauh-jauh egositas antar sesama. Karena kita membutuhkan pundak teman kita untuk mencapai tempat yang lebih tinggi lagi. Jangan sampai keegoisan yang kita miliki menjadi bumerang yang dapat menyebabkan kita mati sebelum masuk “rimba pengetahuan".

Thursday, November 11, 2010

pemberian-Nya dan keseombonganku


Ciputat, 11 November 2010 1.48 AM

Lama sekali tak pernah menulis kisah-kisah kembali. Akhir-akhir ini aku lebih sering menulis artikel tentang kesehatan. Entah kenapa, semua seperti sudah diatur oleh Tuhan. Dan kini, ternyata aku benar-benar berkecimpung di dunia kesehatan.

Dapat aku pastikan, aku tak pernah membayangkan akan seperti sekarang ini. Berada di tengah-tengah orang-orang hebat yang mementingkan tingkat kesejahteraan kesehatan tak hanya ditinjau dari sisi medis, tapi juga psikis dan rohani.

Ya, kini aku berada di lingkungan yang dulu pernah aku singgahi. Lingkungan yang kental akan keislaman, tapi juga kaya akan ilmu pengetahuan yang modern dan tak tertinggal dari yang lainnya. Sungguh, aku benar-benar kembali ke masa tujuh tahun lalu. Aku tak tahu apa maksud dari semua ini, apa yang Tuhan mau dariku, lalu, apa yang akan Ia rencanakan untuk hari esokku? Semuanya masih dalam perabaanku terhadap-Nya.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, di sinilah kini aku berada. Dan semuanya tanpaku duga.

Jika aku melihat kembali masa laluku, rasanya aneh. Entahlah, memang itu yang aku rasakan. Menatap masa-masa sekolah yang masih terekam jelas dalam ingatanku membuat aku semakin panjang dalam memikirkan keberadaanku dan kehendak Tuhan kepadaku.

Ketika di bangku sekolah, mungkin orang-orang yang mengenalku (belum tentu semuanya aku kenal) akan mengira aku dapat masuk ke universitas yang lebih bagus lagi. Haha… inilah uniknya Tuhan. Banyak kejutan dalam setiap hari yang Ia ciptakan. Dan aku, yang kata mereka siswa teladan dan berprestasi selama di bangku sekolah “hanya” bisa di sini J

Menyesal?

TIDAK. Jelas sekali! Mungkin awalnya berat, tapi setelah dihadapi dengan optimis, semuanya baik-baik saja. Bahkan lebih dari baik. Karena inilah yang sebenarnya yang aku butuhkan. Dan kalian tahu kenapa? Karena Tuhan mengerti diriku.

Dan sekarang bukanlah waktunya untuk melanjutkan keluh kesah dan kemarahan pada Tuhan hanya karena aku tidak mendapatkan yang aku mau. Karena ternyata Tuhan lebih mengerti aku dibandingkan diriku sendiri. Atas nama-Nya, aku benar-benar malu. Malu telah berprasangka buruk pada-Nya.

Jika direnungkan lagi, aku memang pantas mendapatkan ini. Umm. Kenapa?

Jangan heran, karena memang beginilah adanya. Dulu, saat aku masih duduk di bangku sekolah memang seperti yang telah aku katakan sebelumnya, sebagai siswa teladan dan berprestasi. Tapi aku rasa aku sudah cukup kufur dengan segala karunia itu. Ya. Aku berani berkata seperti ini karena aku merasakannya. Misalnya saja saat semua orang mengenal aku sebagai Lisfatul Fatinah yang katanya pandai, bahkan aku tak banyak mengenal banyak di antara mereka. Dan lagi ketika aku mendapatkan PMDK (jalur penerimaan mahasiswa baru tanpa tes) dari Universitas Indonesia, aku menolaknya mentah-mentah. Padahal saat itu banyak teman-teman yang iri padaku dan berharap dapat menggantikan posisiku. Seingatku, aku juga pernah berkata, “sekalipun keterima, nggak akan diambil kok.”

Ckck. Ya Allah. Sesombong itulah aku, saat itu. Hadist di awal postingan inilah yang aku takuti.

Tapi itu semua bukan berarti aku tidak mau menerima karunia Tuhan. Rencana perkuliahanku memang sebenarnya bukan ke Universitas Indonesia, melainkan Universitas Diponegoro, Semarang atau Universitas Sriwijaya, Palembang. Semua itu aku pertimbangkan berdasarkan kualitas dan prestasi universitas tersebut saat itu. Selain itu, aku juga ingin merasakan menuntut ilmu jauh dari orang tua.

Saat proses seleksi PMDK aku memilih program studi farmasi. Entahlah kenapa aku memilih program studi ini, padahal aku tak tahu apa dan bagaimana farmasi itu. Hingga tiba saatnya hasil seleksi diumumkan, namaku tak tercantum di dalamnya. Menyesal? YA!! Saat itu sangat menyesal. Seluruh semangatku dalam menuntut ilmu luntur seketika.

Ujian demi ujian aku lakukan dengan memilih universitas yang sama dan program studi yang sama. Tapi hasilnya nihil. Hingga di detik-detik akhir ujian masuk universitas, orang tuaku, ibuku lebih tepatnya berkata, “jangan terlalu dipikirin. Memang universitas cuma satu aja? Lagi pula universitas bukan patokan suksesnya seseorang. Semua tergantung orangnya. Kalau memang layak untuk sukses, pasti akan sukses. Di mana pun ia berada.”

Mendengar perkataan ibu yang diucapkan di dapur saat aku sedang bermalas-malasan di kamar, aku langsung merasakan kehadiran Tuhan. Keyakinan akan kasih sayang-Nya. Saat itu juga aku bangkit dan menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan shalat dhuha. Dari sinilah aku mulai berpikir. Saat ini juga aku memporak-porandakan mind set dan perasaanku sendiri di atas sajadah. Tersungkur bersama air mata dan gejolak yang selama ini tersimpan rapi.

Kini, aku tahu Tuhan sudah cukup adil padaku, sangat adil. Mulai dari penolakan pendaftaran PMDK dan ujian-ujian masuk universitas negeri. Ya. Karena aku sudah menolaknya sebelum mendaftarkan diri, lalu apa gunanya Ia membiarkan aku diterima? Bukankah lebih baik “jatah”ku nantinya diberikan kepada orang yang benar-benar menginginkannya. Dan di detik-detik terakhir inilah aku merenung dan mengubah pilihanku. Mulai dari hanya tertuju pada satu universitas kini mulai melirik universitas yang lain, begitu pula dengan program studi yang aku pilih.

Dan kini, aku ada di sini. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Aku pun bisa berkata, “Terima kasih Allah. Kau Maha Mengerti apa yang aku butuhkan.” J Kalian tahu kenapa? Aku ceritakan di postingan selanjutnya.

Bye… Bye…

Monday, November 8, 2010

Yoghurt: si multifungsi


Yoghurt atau yogurt identik dengan wanita, kecantikan dan kesehatan. Yogurt yang berasal dari susu yang difermentasi mema

ng sangat baik bagi kesehatan. Bahkan bukan hanya untuk memperlancar saluran pencernaan yang seperti kita ketahui di iklan-iklan televise. Yogurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produk yogurt saat ini banyak menggunakan susu sapi.

Fermentasi gula susu (laktosa) pada susu sapi menghasilkan asam laktat. Protein dari asam laktat inilah yang berperan dalam menghasilkan

tekstur seperti gel dan bau yang khas untuk yogurt.

Yogurt yang beredar di pasaran saat ini sudah beragam, mulai dari beraneka rasa buah, cokelat, kopi, moka, hingga yogurt tawar yang biasanya digunakan sebagai salah satu bahan kuliner.

Seperti yang telah saya katakana di atas, bahwa kegunaan yogurt bukan hanya untuk membersihkan saluran pencernaan. Berikut adalah manfaat lain dari yogurt yang perlu Anda ketahui.



1. “membersihkan” usus

Bakteri asam laktat yangterdapat pada yogurt mampu menyerap zat mutagenic dari makanan yang ada di dalam usus besar, sehingga secara tak langsung dapat dikatakan “membersihkan” usus. Dengan mengonsumsi yogurt secara teratur akan membantu mencegah kanker usus. Apalagi yogurt juga menghasilkan zat-zat yang diperlukan olkeh hati, sehingga berguna untuk mencegah penyakit kanker. Selain tiu, bakteri Lactobacillus bulgaricus juga memiliki efek antitumor dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap tumor.

2. Sebagai antibody

Ada zat bermanfaat yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus yang disebut bulgarikan. Zat ini berfungsi sebagai antibiotic spesifik yang hanya membersihkan mikroorganisme yang merugikan. Bakteri “jahat” yang dihambat perkembangannya antara lain adalah Stphilococcus aureus, Shigella dysentriae (penyebab disentri), Salmonella Typhii (penyebab tipus), Clastrodium butolinum (penyebab butolinum, racun pada makanan kaleng), juga mencegah sembelit.

Umumnya, sehabis menjalani pengobatan dengan antibiotic, dokter menganjurkan pasien minum yogurt. Tujuannya untuk memulihkan keseimbangan mikroflora usus.

3. Menurunkan kolestrol

Yogurt terbukti mampu menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Hal ini dmemungkinkan karena yogurt mengandung zat antikolestrol yang mampu menghambat kerja enzim pembentuk kolestrol. Ditambah lagi kolestrol yang terbentuk juga diserap oleh pertumbuhan bakteri Lactobaccilus acidophilus, dan bakteri Bifidobakterium bifidum. Proses ini berlangsung di usus kecil.



4. Masker

Sejak berabad-abad silam wanita-wanita Persia menggunakan yogurt sebagai masker untuk mengurangi dan menghilangkan kerutan. Hingga saat ini pun, manfaat ini masih bias di rasakan. Caranya ialah dengan menyediakan setegah gelas yogurt tawar dan lima tetes air jeruk lemon. Campur kedua bahan tersebut, lalu oleskan pada wajah. Biarkan hingga beberapa saat hingga masker mengering dan teras kencang. Setelah itu, bersihkan wajah dengan air dingin, lalu keringkan dengan handuk bersih.

Tak hanya itu, masker yogurt juga dipercaya untuk menghilangkan noda hitam pada wajah.

5. Nutrisi untuk diet

Kandungan gizi yogurt yang sangat tinggi mampu melebihi gizi yang terkandung dalam segelas susu segar. Dalam yogurt terkandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium, dan potassium yang lebih tinggi dibandingkan susu segar, dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Karakter inilah yang menjadikan yogurt cocok untuk mereka yang sedang menjalankan program diet rendah kalori.

*semoga bermanfaat

Terima kasih kepada Bapak Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt. atas informasi^^ -FatulNC-

dr. Jose Rizal, MER-C, dan prinsip ikhlash


Siapa yang tak kenal dengan dr. Jose Rizal Jurnalis??

Bagi kalian yang berkecimpung di dunia kesehatan dan melek berita internasional, khususnya perang di Palestin, pasti tak asing lagi dengan nama ini. Pak Jose, seorang dokter terkenal di Indonesia dan aktif turun ke tempat-tempat konflik, adalah sosok yang membuat saya semakin mencintai ilmu yang sedang saya gelitu. Pengobatan dan kesehatan. Pada artikel kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman dan kisah tentang beliau dan bidang yang sedang digelutinya.

MER-C


Berawal dari konflik antar katholik dan muslim di Sulawesi Selatan beberapa tahun silam, ia membentuk suatu tim medis yang berperan di wilayah-wilayah konflik dan bencana. Saat itu, pak Jose yang berperan sebagai relawan melihat banyak aparat dan tenaga medis yang tidak netral dalam menolong para korban di tempat kejadian. Mereka akan melihat latar belakang korban seperti suku, kedudukan, bahkan agama dalam penangan pertama.

Hal inilah yang mendorong pak Jose beserta teman-teman seprofesinya untuk membentuk lembaga kesehatan bernama MER-C. seperti dikatakan sebelumnya, MER-C bergerak di wilayah-wilayah konflik seperti Palestina, Afghanistan dan Irak. Banyak kisah yang dituturkan beliau tentang MER-C, dimulai dari empat orang dokter yang mengumpulkan biaya melalui link-link yang mereka punya, mereka masuk ke medan perang, mtanpa bantuan pemerintah sedikit pun saat itu.

Bahkan ketika satu di antara kami menanyakan bagaimana caranya mereka bias masuk ke daerah knflik yangsangat berbahaya tanpa ada backup dari pemerintah, pak Jose hanya menjawab,” kami punya banyak teman tak terduga dari berbagai belahan dunia dan satu tujuan dengan kami. Yakni menolong saudara karena Allah.”

Yang saya saluti, mereka adalah para dokter yang tak hanya ahli di bidang kesehatan. Tiap orang dari mereka memiliki keahlian pribadi, ada yang dibidah montir (otomotif), computer, dan bahasa. Jadi, mereka tidak merasa kesulitan dalam membentangkan bantuan ke tempat-tempat yang tak dikenali sekalipun.

Biaya dari amal saudara-saudara yang peduli

Mendengar kisah perjalanan MER-C, saya penasaran dengan biaya yang mereka gunakan. Karena sebagaimana yang kita ketahui, medis bukanlah hal yang murah, mulai dari perlengkapan pemeriksaan, obat, hingga perangkat operasi yang pasti dibutuhkan, dan ongkos perjalanan hingga ke negara seberang. Sungguh mencengangkan, dana yang mereka gunakan bukan dari pemerintah, melainkan murni dari bantuan saudara-saudara Indonesia yang peduli dengan sesama. Bahkan berdasarkan data yang ada di MER-C, tercatat miliyaran rupiah yang digunakan untuk bantuan medis. Namuin, untuk ongkos perjalanan para dokter dan relawan, dikenakan biaya sendiri.

Uang amanah rakyatlah yang kita gunakan untuk saudara-saudara kita. Begitulah pak Jose mengatakannya. Doakan kami agar kami tetap amanah dan selamat dalam perjuangan ini. Kalaupun harus mati terkena tembakan atau bom di sana (negara konflik), semoga Allah mencatatnya sebagai pahala syahid.


Dokter muslim yang memegang prinsip ikhlas

Pada pertemuan pertama ini, talk show MER-C di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SYAHID Ciputat, banyak ilmu yang dapat saya serap dari beliau. Bagaimana menjadi seorang tenaga medis yang menolong dengan profesional dan istiqamah dalam berniat.

Ikhlash. Ya. Hanya satu kata, tapi berdampak besar pada diri kita, terutama para ahli medis. Pak Jose yang seorang dokter sperialis ortopedi ini mencoba menanamkan prinsip ikhlash bagi kami mahasiswa yang berperan dalam dunia kesehatan. Menjadikan kalian tenaga medis muslim yang militan tanpa fanatik. Begitulah beliau berkata.

“PRINSIP IKHLASH DAPAT MEMBUKA MATA HATI YANG TERTUTUP.” Itulah perkataan pak Jose yang masih saya ingat dan tercatat rapi di buku catatan kecil saya. Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia kesehatan dan pengobatan khususnya, seharusnya kita tidak membedakan siapa yang lebih mampu dan siapa yang tidak, siapa yang berpangkat dan siapa yang bawahan, apalagi sampai membedakan siapa yang muslim dan siapa yang nonmuslim. Menurut pak Jose, semua itu hilang di depan para dokter. Yang kita lihat hanya kondisi fisiknya (luka) bukan latar belakangnya.

Lalu, bagaimana dengan ikhlash-nya? Di sinilah letak ujiannya. Ditengan peperangan ndan dentuman bom, para tim medis di tuntut menyelamatkan korban-korban terluka dengan profesional.. tanpa memilah dan mengotak-ngotakan mereka. KETIKA SESEORANG LILLAHITA’ALA, INSYA ALLAH AKAN BERTEMU PADA SATU TITIK BERNAMA IKHLASH!

Inilah saatnya prinsip ikhlash tertanam pada diri kita sebagai muslim. Paling tidak sebagai manusia. Kenapa? Karena inilah barometer kepedulian kita kepada sesama dan ikhlashlah yang mengatarka kita pada pluralitas kehidupan. -FatulNC-

Saturday, November 6, 2010

saya kan ga kenal Tuhan!

sebelumnya, tulisan ini pernah aku tulis di di note fecebook.. semoga bermanfaat
***

teringat perkataan seorang guru dikala menjelang Ujian Nasional. pak guru berkata, "apa yang kalian mau, Nak?" kami ddiam, menantinya melanjutkan kata-kata. "gak usah terlalu khawatir, NAk. kalian gak usak terlalu memforsir tenaga untuk belajar sampai lupa makan dan stress." beliau diam kembali dan melanjutkan dalam helaan nafas yang sama, "kalian tahu Tuhan? kenal? nah, kenali Tuhan. dekati Dia, peluk Dia. tapi ingat, jangan sekali-kali mengkhianatinya!"
**

perkataan beliau tiba-tiba terdengar kembali di telinga ketika aku melihat dialog seorang lelaki yang memohon pertolongan kepada ustadz.

"saya mohon, tolong saya, Tadz." lelaki muda memelas
"saya gak bisa bantu apa-apa, mas. minta tolong itu sama Tuhan." jawab ustadz
"kan saya gak kenal sama tuhan, Tadz. saya kenalnya sama ustadz." lelaki muda menjawab dengan lugu
"hehehe. ya kenalan dong, Mas!" lalu sang ustadz pergi meninggalkan lelaki muda sendirian.
**

adakah di antara kita yang tahu Tuhan? lalu apakah kalian mengenal-Nya?
banyak di antara kita bahkan demikian juga dengan si empunya note ini yang terlalu disibukkan oleh kehidupan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya. sampai-sampai kita, sang hamba, tak punya waktu untuk menganal Sang Pencipta.

sadarkah bahwa Tuhan itu Maha Pengasih yang tidak pernah pilih kasih. Ia menyayangi hamba-Nya yang mengenal-Nya, maupun yang tidak. seorang hamba yang ingkar sekalipu masih bisa menghirup sejuknya wangi rumput yang berpadu dengan embun di pagi hari, masih bisa merasakan hangat di dindinnya malam, dan masih bisa merasakan nikmatnya menguap. iya kan?

tapi ketika kita sedang murung, sedih, atau merasa kurang puas atas apa yang diperoleh di kehidupan ini, kita mulai mengadu, mengeluh, dan bermanja-manja di hadapan Tuhan. berusaha menyapanya sebentar untuk meminta apa yang belum kita dapatkan. tapi ketika kita sudah mendapatkan segala pemberiaan-Nya, kita meninggalkan-Nya sampai kekurangan, kesedihan dan keluhan itu kembali datang.

inilah pengkhianatan pada Tuhan. kebiasaan seorang hamba yang belum mengenal-Nya.

tapi ada perbedaan antara yang mengenal-Nya dan yang tidak. ilusinya mudah saja. misalkan Anda adalah tuhan dan kerabat Anda adalah hamba Anda.

suatu hari Anda berjalan dan bertemu dengan dengan dua orang. yang satu adalah kerabat And dan yang lain adalah orang yang baru Anda kenal. lalu keduanya meminta pertolongan berupa pinjaman uang, sedangkan Anda hanya memiliki uang untuk dipinjamkan kepada salah satunya. manakah yang Anda utamakan?

lalu? maukah Anda diutamakan oleh Yang Pertama? -FatulNC-