Saturday, December 18, 2010

Secarik Ilmu dari Sakti Wibowo di Sabtu Siang


bislmillahirrahmanirrahim ...

sejujurnya, inilah hari yang aku tunggu-tunggu sejak awal mengikuti kelas menulis FLP Ciputat. kelas menulis skenario bersama Sakti Wibowo (penulis skenario sinetron KCB). umm, lebih tepatnya hari ini aku ingin tahu dan mengenal kak Sakti Wibowo melalui caranya berbicara dan bahasa tubuhnya saat menyampaikan sesuatu.

***

dimulai kurang lebih pukul 13. 30 di Aula Minahasa milik anak-anak Aceh di Ciputat, aku menjamin tingkat kesadaranku berada pada gelombang beta. hehe ... supaya bisa menyerap ilmunya dengan maksimal :)

yuk kita mulai apa yang beliau berikan kepada kita, calon penulis muda (aamin, semoga bukan hanya calon :))))

***

pembicaraan kak Sakti tentang dunia skenario per-film-an siang ini di awali dengan salam, komplit sampai shalawat kepada Nabi Muhammad saw. (ini yang jarang aku temui pada pengisi kelas menulis ini).

tanpa prolog yang bertele-tele, kak Sakti memulai materinya dengan kata "Mari kita mulai dari sini!" (hal yang aku suka dari style kak Sakti, to the point dan mengena ilmunya). kak Sakti memberikan kami prediksi awal tentang apa itu skenario dengan pernyataan simple, "Film dan novel sama-sama 'cerita', sama-sama memiliki tuntunan estetika kepenulisan yang sana dan sama-sama memerlukan narasi dan visual."

nah, terus apa bedanya? PROPORSInya!
pada film, narasi memperkuat visual yang berjalan. sedang pada novel,
visual pembaca memperindah narasi yang disampaikan

keduanya, film maupun novel, membutuhkan karakter-yang kuat dan terdefinisi-; setting-yang meyakinkan, realistis dan logis; alur yang dramatis dan memiliki ketegangan (alur inilah yang nantinya dituntut untuk dapat membuat pembaca/penonton berdebar-debar saat mengikuti pengisahan; dan yang terakhir tapi yang paling penting adalah surprised ending.

lalu, apa sih Skenario itu?
berdasarkan wikipedia indonesia :) skenario atau naskah film dapat diartikan sebagai cetak biru untuk ditulis untuk film atau acara televisi. skenario ini dapat dihasilkan drai olahan asli atau adaptasi dari sastra lain.

berhubung keberadaan kami (anggota kelas menulis) adalah untuk belajar menulis, skenario khususnya untuk hari ini, jadi ... sebenarnya skenario yang baik itu yang seperti apa ya?

kata kak Sakti, skenario sudah bisa dikatakan baik jika skenario itu sudah bisa menjadi acuan dan panduan kerja kru. artinya, skenario ini mampu memberi gambaran visual sebuah film.

***

kita beranjak pada halaman selanjutnya (gaya kak Sakti niih ...)

sekarang kita berbincang tentang unsur-unsur yang ada pada skenario itu sendiri.
skenario memiliki enam unsur pokok, yakni.

1. WILL. WILL entah kenapa sepanjang pembahasan ini, kak Sakti menulis kata will dengan capslock adalah semacam motivasi, obsesi atau keinginan tokoh utama untuk terus "bergerak" di sepanjang kisah yang dibuat. WILL inilah yang nantinya akan menjadi benang merah yang merangkai cerita dan membentuk grafik dramatik, alur konflik, hingga tiba pada surprised ending. naah ... saat proses pencapaian WILL ini, akan muncul berbagai macam konflik dan ketegangan atau di sini kami menyebutnya suspense.

2. Karakterisasi. dalam hal ini, karakterisasi meliputi penokohan, latar belakang toko, psikologi tokoh, dan lain-lain. dan salah satu indikasi dari skenario yang baik adalah karakter yang kuat. maksudnya, karakter yang terdefinisi dengan baik, logis, definit, dan konsisten (bukan berarti tidak ada perubahan, tapi berubah dengan proses yang logis). yang kita tahu selama ini, mungkin komposisi karakter dalam cerita hanya tokoh utam ayang lemah dan tertindas di tambah tokoh antagonis yang berjiwa iblis dan tidak berhati. umm, ternyata salah, kawan! tidak sesimpel itu.

*Protagonis. karakter utama yang membawa pesan utama cerita. memang pada dasarnya karakter ini akan menjumpai banyak sekali penghalang dan dituntut untuk benjuang meruntuhkan penghalang-penghalang tadi.

*Antagonis. penghambat utama protagonis yang membantu untuk menaikkan nilai dramatis suatu cerita.

*Skeptis. penghalang terselubung bagi protagonis karena sifatnya yang skeptis, pesimis dan melecehkan.

*Plin-plan. sesuai namanya, karakter ini plin-plan, licik dan bermuka dua. kadang karakter ini berpihak pada protagonis, di lain waktu memihak antagonis. (ckck plin-plan tenan)

*Sidekick. pendamping protagonis, tapi jangan sampai menumpulkan karakter protagonis. oleh karena itu, karakter yang satu ini harus tepat penempatannya. biasanya ia memiliki informasi-informasi kecil yang berdampak besar.

terakhir, *Kontagonis. pasti udah ketebak! karakter ini menjadi pendamping antagonis.
3. Suspense (hambatan). yang ini harus ada! karena suspen inilah yang akan membentuk fluktasi dramatik yang nantinya akan membuat penonton penasaran. jangan lupa! WILL dan suspense harus sama-sama kuat.

4. Proses mencapai tujuan. umm, berdasarkan pemahamanku, di sinilah serunya sebuah film. muncul konflik, lonjakan dramatik, dan pertemuan antar karakter!

5. Time Line (Time Limit). waktu-waktu di mana karakter harus muncul atau tidak. bahkan, waktu dimana suatu karakter -dalam bahasa aku sendiri menyebutnya-"dibunuh" oleh penulis skenario.

6. Suprised ending. surprised-nya tidak harus di luar dugaan penonton. tapi bisa dibilang, alurnya bisa dibuat bergerak "sembunyi-sembunyi" dan ada twist ending.

sebenarnya, empat unsur terakhir di atas adalah unsur-unsur yang akan membentuk struktur dramatik, sehingga suatu film bergerak.

***

eitt .... ada yang tercecer! cerita (novel maupun skenario) kudu unik dan orisinal!
orisinal yang dimaksud kak Sakti ini, bukan sekadar bahan ceritanya, melainkan masalah cita rasanya! (harus pake tanda seru)

menurut kak Sakti, orisinalitas suatu cerita bisa berangkat dari:

* karakter yang unik. seperti pada film Nagabonar, Ada Apa Dengan Cinta, Eclipse, de-el-el.
* Setting yang unik. ini bisa ditemukan dalam fil Laskar Pelangi, Denias, de-el-el.
* Obsesi yang unik. kata kak Sakti sih seperti pada fil Eat, Pray, Love.
* Objek cerita yang berbeda. misalnya film Da Vinci Code, dan novel The Lost Symbol.
* konflik yang berbeda, dengan alur yang di luar kewajaran dan komposisi karakter yang di luar pakem. kalau kak Sakti merekomendasikan film-film Jepang berjudul Dororo dan SoreWa Totsuzen, aku merekomendasikan film Jepang berjudul The Nightmare Detective.
* Interpretasi terhadap sesuatu yang menabrak keyakinan sebelumnya. contohnya ... film Putri Huang Zu atau novel Arok-Dedes.

***

yap! inilah secarik ilmu dari kak Sakti Wibowo di Sabtu siang ini.
semoga bermanfaat. salam Pena! salam semangat menulis! semoga tulisan ini berkah :)
sampaikan walau hanya satu ayat (moto kelas skenario 7Line-nya kak Sakti, walau gak religi, selipin dikit ayatnya :))

-Fatul-

sambil menatap bulan yang hampir penuh.
Gusti, ku titipkan hatiku pada-Mu.

Friday, December 17, 2010

(sms dari dokter Huda #1) Yuk, saling melapangkan :)



"Barang siapa melapangkan kesusahan untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat." (al-hadits)


terkadang kita, sebagai manusia yang penuh lupa dan khilaf, terlalu disibukan dengan diri sendiri. terkadang kita cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan sesama saudara kita, bahkan tak dapat dipungkiri jika kita rela dan tega menyusahkan orang lain demi kepentingan kita.

apakah kita pernah mawas diri dan berlapang hati melapangkan kesusahan orang lain? umm, mungkin pertanyaan ini aku tujukan pada diri sendiri ya.

umm, mungkin kita hanya lupa (ya, seperti yang sudah aku katakan, kita ini manusia. terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingan besar, hingga yang kecil tercecer tak karuan. terllau sibuk dengan kepentingan-kepentingan pribadi hingga tak sempat menoleh pada saudara kita.

(lagi-lagi) mungkin kita terlalu takut pada masalah-masalah yang kita miliki sehingga sungkan untuk menoleh masalah yang di alami saudara kita. tapi tidakkah kita berpikir sekali lagi, bahwa Allah tidak akan membebani ahmba-Nya di luar batas kemampuannya. jadi, mengapa kita harus takut? palagi takut untuk melihat masalah saudara kita.

melirik saja, aku rasa itu sudah cukup. menyapa saudara kita, menanyakan masalahnya, mungkin kita bisa membantunya walau hanya sedikit.

melapangkan masalah dalam konteks ini bukan hanya dengan materil, tapi juga moril. menanyakan, menghibur, memotivasi,mengajaknya untuk tetap tegar, itu termasuk suatu cara untuk membantu saudara kita yang sedang dalam kesempitan. dan tak hanya itu, ketika kita berusaha menoilong seorang saudara dari kesusahan, secara tak langsung kita juga telah mendidik jiwa kita untuk menjadi diri yang senantiasa tegar dalam masalah. karena melapangkan kesulitan saudara kita sama saja dengan melapangkan ruang-ruang dalam dada kita.

mudah? itu semua relatif. mudah jika kita mau, berat jika hanya di lisan saja tanpa tekat dalam hati.

semoga kita termasuk dalam hamba-Nya yang tak pernah bosan dalam menolong saudara, sahabat, teman, bakhan orang tak kita kenal sekalipun. karena semua itu bukan usaha yang sia-sia, semua akan menjadi asupan energi dan kekuatan dalam menghadapi masalah kita sendiri. insya Allah.