Wednesday, September 30, 2009

berbagi sedikit ilmu

Postingan ini berhubungan dengan postingan saya yang sebelumnya *kalau belum baca posting sebelumnya (Kata mereka tentang Janji Allah), lebih baik baca terlebih dahulu, biar connect 

******************
Mungkin ada yang bertanya, kata siapa Allah memberikan RahmatNya hanya di 10 Ramadhan pertama? Ini bukan hanya Rahmat tapi keMahaRahmatan Allah yang ‘Maha’ akan tercurah seluruhnya diwaktu ini (10 Ramadhan pertama). Yakni babak penyisihan untuk hambaNya dalam berlomba-lomba meraih ‘hati Allah’.

Lantas, bagaimana dengan 10 Ramadhan berikutnya? Nah, untuk 10 Ramadhan kedua Allah melimpahkan MaghfirahNya di sini *ini momen yang tepat untuk taubatan nasuha.
Tahap ini saya sebut babak semi final.

Lalu untuk 10 Ramadhan terakhir adalah itqum minannar. Allah mengharamkan neraka kepada hambanya yang sudah masuk final dalam perlombaan ibadah Ramadhan *jurinya Allah loh!

Dan siapa pemenangnya, dapat dilihat setelah Ramadhan. Jawabannya, Siapa yang bertambah baik/meningkat iman dan amal ibadahnya?

Dan pertanyaan saya, bagaimana dengan iman dan ibadah Anda?

*sesungguhnya hanya Allah pemilik segala ilmu. Saya hanya satu dari sekian banyak umatnya yang berusaha untuk memiliki ilmu yang Ia punya.

Kata mereka tentang Janji Allah…

Sebenarnya tulisan sudah lama ada (sejak bulan Ramadhan 1430 H). Tapi saya baru sempat menyalinnya ke dalam bentuk file hari ini. Yah, seperti biasa alasannya. Waktu. Manusia bisa saja merencanakan. Tapi yang berhak menentukan? Hanya Allah swt.

*********************
Bismillah…
‘Allah itu Maha Penyayang’
Kata-kata itulah yang selalku aku pelajari sedari dulu. Sejak aku kecil.
‘Allah itu Maha Pemberi’
Itu juga yang aku dengar dari mulut mereka.
Dan kini, aku mendapatkan pelajan baru.

Mereka mengatakan bahwa Allah akan memberikan RahmatNya dibulan Ramadhan ini, terutama di 10 hari pertama.

Mereka bilang, “Allah pasti akan mengabulkan dan memberi apa yang diminta oleh hambaNya terutama di 10 hari pertama ini (Ramadhan). Ya. Walaupun panjang prosesnya.”

Untuk Allah:

Allah, aku dating untuk menagih janjiMu. Meminta pembuktian dari semua yang mereka katakana tentangMu. Bukankah Engkau Dzat Yang Memenuhi janji? Engkaulah yang tak pernah tidur untuk hamba-hambaMu.

Aku datang untuk menagih jajniMu. Allah, Tuhan yang mereka katakana Maha Pemurah Maha Penyayang. Aku datang meminta balasan dari do’a0do’a dan harapan dalam hidupku.

Dimanakah Engkau wahai Dzat yang tak pernah mati?
Aku berjanji, akan menunggu jawaban dari janjiMu ini.
Karena aku tahu. Kaulah yang Maha Menepati Janji.

29 Agustus 2009

*******************
Maaf, pernyataan di atas berdasarkan ilmu yang baru saya dapatkan dari guru les saya.

*wallahu’alam bishshawaf

Tuesday, September 29, 2009

SUMPAHKU!!!

Terlentang!!!
Djatuh! Perih! Kesal!
Ibu Pertiwi
Engkau pegangan
Dalam perdjalanan
Djanji pusaka dan sakti
Tanah tumpah darahku
Makmur dan sutji
……
……
……
Hantjur badan
Tetap berdjalan
Djiwa besar dan sutji
Membawa aku, ….. padamu!!!

Aachen, 12/7/60’ djam 23.00
B.J. Rudy Habibie

*****************

Puisi ini karya anak bangsa Indonesia, B.J. Habibie. Yang saya tahu, puisi ini ia buat saat ia baru tersadar dari komanya karena vieus influenza yang sudah mengenai jantungnya. Padahal, sebelumnya dokter di Aachen, Jerman telah menyatakan permohonan maaf kepada keluarga B.J. Habibie. Dan saat itu, Habibie sudah diletakan di kamar mayat. Setelah lebih dari dua kali keluar masuk kamar mayat, Habibie pun sadar dari komanya.

Karena rasa syukurnya yang tak terhingga, ia membuat puisi ini. Dan ia berkeyakinan bahwa allah masih membiarkannya hidup untuk Indonesia. Negaranya yang tercinta.


eh, tapi yg masih saya tanyakan. kenapa Pak Habibie tinggal di Jerman?

Tuesday, September 22, 2009

marhaban ya Ramadha.. GoodBye my Ramadhan

cepat sekali kau pergi
berlalu..
dan aku tak merasakan hadirmu.

mengapa kau kini berbeda?
kau berubah,
tapi akau tak tahu karena apa.

kau kini sepi,,
sepi sekali

kau tak seindah dulu
tak semeriah dulu

mungkinkah kau telah pudar karenamenuanya zaman?

oh,, engkau.
aku rindu gemamu, keagunganmu
keistimewaanmu

aku tunggu kau
Ramadhan tercintaku