Saturday, December 18, 2010

Secarik Ilmu dari Sakti Wibowo di Sabtu Siang


bislmillahirrahmanirrahim ...

sejujurnya, inilah hari yang aku tunggu-tunggu sejak awal mengikuti kelas menulis FLP Ciputat. kelas menulis skenario bersama Sakti Wibowo (penulis skenario sinetron KCB). umm, lebih tepatnya hari ini aku ingin tahu dan mengenal kak Sakti Wibowo melalui caranya berbicara dan bahasa tubuhnya saat menyampaikan sesuatu.

***

dimulai kurang lebih pukul 13. 30 di Aula Minahasa milik anak-anak Aceh di Ciputat, aku menjamin tingkat kesadaranku berada pada gelombang beta. hehe ... supaya bisa menyerap ilmunya dengan maksimal :)

yuk kita mulai apa yang beliau berikan kepada kita, calon penulis muda (aamin, semoga bukan hanya calon :))))

***

pembicaraan kak Sakti tentang dunia skenario per-film-an siang ini di awali dengan salam, komplit sampai shalawat kepada Nabi Muhammad saw. (ini yang jarang aku temui pada pengisi kelas menulis ini).

tanpa prolog yang bertele-tele, kak Sakti memulai materinya dengan kata "Mari kita mulai dari sini!" (hal yang aku suka dari style kak Sakti, to the point dan mengena ilmunya). kak Sakti memberikan kami prediksi awal tentang apa itu skenario dengan pernyataan simple, "Film dan novel sama-sama 'cerita', sama-sama memiliki tuntunan estetika kepenulisan yang sana dan sama-sama memerlukan narasi dan visual."

nah, terus apa bedanya? PROPORSInya!
pada film, narasi memperkuat visual yang berjalan. sedang pada novel,
visual pembaca memperindah narasi yang disampaikan

keduanya, film maupun novel, membutuhkan karakter-yang kuat dan terdefinisi-; setting-yang meyakinkan, realistis dan logis; alur yang dramatis dan memiliki ketegangan (alur inilah yang nantinya dituntut untuk dapat membuat pembaca/penonton berdebar-debar saat mengikuti pengisahan; dan yang terakhir tapi yang paling penting adalah surprised ending.

lalu, apa sih Skenario itu?
berdasarkan wikipedia indonesia :) skenario atau naskah film dapat diartikan sebagai cetak biru untuk ditulis untuk film atau acara televisi. skenario ini dapat dihasilkan drai olahan asli atau adaptasi dari sastra lain.

berhubung keberadaan kami (anggota kelas menulis) adalah untuk belajar menulis, skenario khususnya untuk hari ini, jadi ... sebenarnya skenario yang baik itu yang seperti apa ya?

kata kak Sakti, skenario sudah bisa dikatakan baik jika skenario itu sudah bisa menjadi acuan dan panduan kerja kru. artinya, skenario ini mampu memberi gambaran visual sebuah film.

***

kita beranjak pada halaman selanjutnya (gaya kak Sakti niih ...)

sekarang kita berbincang tentang unsur-unsur yang ada pada skenario itu sendiri.
skenario memiliki enam unsur pokok, yakni.

1. WILL. WILL entah kenapa sepanjang pembahasan ini, kak Sakti menulis kata will dengan capslock adalah semacam motivasi, obsesi atau keinginan tokoh utama untuk terus "bergerak" di sepanjang kisah yang dibuat. WILL inilah yang nantinya akan menjadi benang merah yang merangkai cerita dan membentuk grafik dramatik, alur konflik, hingga tiba pada surprised ending. naah ... saat proses pencapaian WILL ini, akan muncul berbagai macam konflik dan ketegangan atau di sini kami menyebutnya suspense.

2. Karakterisasi. dalam hal ini, karakterisasi meliputi penokohan, latar belakang toko, psikologi tokoh, dan lain-lain. dan salah satu indikasi dari skenario yang baik adalah karakter yang kuat. maksudnya, karakter yang terdefinisi dengan baik, logis, definit, dan konsisten (bukan berarti tidak ada perubahan, tapi berubah dengan proses yang logis). yang kita tahu selama ini, mungkin komposisi karakter dalam cerita hanya tokoh utam ayang lemah dan tertindas di tambah tokoh antagonis yang berjiwa iblis dan tidak berhati. umm, ternyata salah, kawan! tidak sesimpel itu.

*Protagonis. karakter utama yang membawa pesan utama cerita. memang pada dasarnya karakter ini akan menjumpai banyak sekali penghalang dan dituntut untuk benjuang meruntuhkan penghalang-penghalang tadi.

*Antagonis. penghambat utama protagonis yang membantu untuk menaikkan nilai dramatis suatu cerita.

*Skeptis. penghalang terselubung bagi protagonis karena sifatnya yang skeptis, pesimis dan melecehkan.

*Plin-plan. sesuai namanya, karakter ini plin-plan, licik dan bermuka dua. kadang karakter ini berpihak pada protagonis, di lain waktu memihak antagonis. (ckck plin-plan tenan)

*Sidekick. pendamping protagonis, tapi jangan sampai menumpulkan karakter protagonis. oleh karena itu, karakter yang satu ini harus tepat penempatannya. biasanya ia memiliki informasi-informasi kecil yang berdampak besar.

terakhir, *Kontagonis. pasti udah ketebak! karakter ini menjadi pendamping antagonis.
3. Suspense (hambatan). yang ini harus ada! karena suspen inilah yang akan membentuk fluktasi dramatik yang nantinya akan membuat penonton penasaran. jangan lupa! WILL dan suspense harus sama-sama kuat.

4. Proses mencapai tujuan. umm, berdasarkan pemahamanku, di sinilah serunya sebuah film. muncul konflik, lonjakan dramatik, dan pertemuan antar karakter!

5. Time Line (Time Limit). waktu-waktu di mana karakter harus muncul atau tidak. bahkan, waktu dimana suatu karakter -dalam bahasa aku sendiri menyebutnya-"dibunuh" oleh penulis skenario.

6. Suprised ending. surprised-nya tidak harus di luar dugaan penonton. tapi bisa dibilang, alurnya bisa dibuat bergerak "sembunyi-sembunyi" dan ada twist ending.

sebenarnya, empat unsur terakhir di atas adalah unsur-unsur yang akan membentuk struktur dramatik, sehingga suatu film bergerak.

***

eitt .... ada yang tercecer! cerita (novel maupun skenario) kudu unik dan orisinal!
orisinal yang dimaksud kak Sakti ini, bukan sekadar bahan ceritanya, melainkan masalah cita rasanya! (harus pake tanda seru)

menurut kak Sakti, orisinalitas suatu cerita bisa berangkat dari:

* karakter yang unik. seperti pada film Nagabonar, Ada Apa Dengan Cinta, Eclipse, de-el-el.
* Setting yang unik. ini bisa ditemukan dalam fil Laskar Pelangi, Denias, de-el-el.
* Obsesi yang unik. kata kak Sakti sih seperti pada fil Eat, Pray, Love.
* Objek cerita yang berbeda. misalnya film Da Vinci Code, dan novel The Lost Symbol.
* konflik yang berbeda, dengan alur yang di luar kewajaran dan komposisi karakter yang di luar pakem. kalau kak Sakti merekomendasikan film-film Jepang berjudul Dororo dan SoreWa Totsuzen, aku merekomendasikan film Jepang berjudul The Nightmare Detective.
* Interpretasi terhadap sesuatu yang menabrak keyakinan sebelumnya. contohnya ... film Putri Huang Zu atau novel Arok-Dedes.

***

yap! inilah secarik ilmu dari kak Sakti Wibowo di Sabtu siang ini.
semoga bermanfaat. salam Pena! salam semangat menulis! semoga tulisan ini berkah :)
sampaikan walau hanya satu ayat (moto kelas skenario 7Line-nya kak Sakti, walau gak religi, selipin dikit ayatnya :))

-Fatul-

sambil menatap bulan yang hampir penuh.
Gusti, ku titipkan hatiku pada-Mu.

Friday, December 17, 2010

(sms dari dokter Huda #1) Yuk, saling melapangkan :)



"Barang siapa melapangkan kesusahan untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat." (al-hadits)


terkadang kita, sebagai manusia yang penuh lupa dan khilaf, terlalu disibukan dengan diri sendiri. terkadang kita cenderung mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan sesama saudara kita, bahkan tak dapat dipungkiri jika kita rela dan tega menyusahkan orang lain demi kepentingan kita.

apakah kita pernah mawas diri dan berlapang hati melapangkan kesusahan orang lain? umm, mungkin pertanyaan ini aku tujukan pada diri sendiri ya.

umm, mungkin kita hanya lupa (ya, seperti yang sudah aku katakan, kita ini manusia. terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingan besar, hingga yang kecil tercecer tak karuan. terllau sibuk dengan kepentingan-kepentingan pribadi hingga tak sempat menoleh pada saudara kita.

(lagi-lagi) mungkin kita terlalu takut pada masalah-masalah yang kita miliki sehingga sungkan untuk menoleh masalah yang di alami saudara kita. tapi tidakkah kita berpikir sekali lagi, bahwa Allah tidak akan membebani ahmba-Nya di luar batas kemampuannya. jadi, mengapa kita harus takut? palagi takut untuk melihat masalah saudara kita.

melirik saja, aku rasa itu sudah cukup. menyapa saudara kita, menanyakan masalahnya, mungkin kita bisa membantunya walau hanya sedikit.

melapangkan masalah dalam konteks ini bukan hanya dengan materil, tapi juga moril. menanyakan, menghibur, memotivasi,mengajaknya untuk tetap tegar, itu termasuk suatu cara untuk membantu saudara kita yang sedang dalam kesempitan. dan tak hanya itu, ketika kita berusaha menoilong seorang saudara dari kesusahan, secara tak langsung kita juga telah mendidik jiwa kita untuk menjadi diri yang senantiasa tegar dalam masalah. karena melapangkan kesulitan saudara kita sama saja dengan melapangkan ruang-ruang dalam dada kita.

mudah? itu semua relatif. mudah jika kita mau, berat jika hanya di lisan saja tanpa tekat dalam hati.

semoga kita termasuk dalam hamba-Nya yang tak pernah bosan dalam menolong saudara, sahabat, teman, bakhan orang tak kita kenal sekalipun. karena semua itu bukan usaha yang sia-sia, semua akan menjadi asupan energi dan kekuatan dalam menghadapi masalah kita sendiri. insya Allah.

Thursday, November 18, 2010

inilah amanah Tuhan padaku

Manusia mana yang tidak memiliki cita-cita? Bahkan seorang anak selokan pun punya cita-cita, meski sekadar untuk tidur di kasur yang empuk dan ruangan yang hangat.

Aku rasa aku termasuk seorang ambisius. Hal itu aku sadari saat membuka catatan kecil yang tersimpan rapi di dalam lemariku. Di sana tertulis daftar cita-citaku yang jika kalian membacanya pasti akan menertawakannya. Bahkan saat membacanya ulang, aku yang menjadi penulisnya pun tersenyum dan berdecak-decak sendiri. Tapi … apa salahnya? Ya, tak.

Sejak dulu, aku bermimpi bisa menjadi dokter jantung atau syaraf. Karena bagiku, jantung adalah ciptaan Tuhan yang maha dahsyat. Organ yang hanya berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa bisa bekerja tanpa henti. Kekuatannya untuk bekerja selama kita hidup itulah yang memotivasi diriku untuk lebih menggali dunia jantung. Lalu, dengan syaraf. Berhubung keponakan pertamaku memiliki kelainan syaraf pada otak kirinya, aku bertekad untuk mengetahui lebih lanjut tentang syaraf, suatu sistem sederhana yang berdampak besar bagi kelangsungan hidup kita.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Ia tidak menginginkanku untuk menjadi seorang dokter. Hiks… sedih memang, tapi inilah yang Tuhan mau. Sebagai hamba-Nya, aku hanya bisa pasrah dan menerima. Kini aku memang bergelut di dunia medis, tapi bukan di kedokteran. Allah, Tuhan yang (menurutku) gemar memberikan kejutan, memberikanku amanah lain. Kini aku calon seorang farmasis.

Mungkin banyak yang tidak kenal dengan farmasi, tapi setelah aku berada di dalamnya, aku tahu bahwa peranan seorang farmasis tidak kalah pentingnya dengan dokter.

Di sini, di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, aku mendapat banyak pelajaran dari-Nya yang diperantarakan melalui orang-orang yang ada di sekelilingku. Kini aku dapat sepenuhnya bersyukur atas kegagalan-kegagalan yang telah aku terima sebelum akhirnya aku ada di sini.

Melalui kegagalan ini aku menemukan apa yang aku inginkan, dan bisa aku pastikan aku tidak akan menerima semua ini jika Tuhan memberikanku kemudahan di awal.

Di sinilah aku bertemu dengan orang-orang hebat yang tak hanya menguasai dunia kesehatan, tapi juga memadukannya dengan agama. Yang membuat aku lebih kagum dengan teman-temanku, rata-rata di antara mereka memiliki keterpahaman yang baik tentang Islam dan al-qur’an. Bahkan saat membahas kesehatan dan prosedur pengobatan pun, mereka sempat-sempatnya menghubungkan dan membawa ayat-ayat al-qur’an dalam diskusi kami. Ckck.

Dan inilah saatnya aku merasa “bodoh”.

Umm… di saat inilah aku kembali merenung dan me-review alur perjalananku menuju tempat ini. Semakin aku menelaah skenario-Nya, aku semakin yakin bahwa Tuhan sayang pada hamba-Nya. Ya, sangat yakin!!

Jika saja Tuhan meluluskan aku di seleksi PMDK, aku tak menjamin aku akan tetap menjadi seperti dulu, seorang pelajar yang cuek dan tak suka menunjukan apa yang aku punya. Jika Tuhan mengabulkan doaku, aku tak menjamin aku tidak akan menjadi seorang mahasiswa yang besar kepala yang sombong dan sok pandai.

Sungguh!! Tahun ini adalah tahun terbesar yang aku rasakan. Mulai dari keterpurukan, Tuhan menuntunku menuju apa yang sebenarnya aku inginkan. Menjadi ahli medis muslim yang menggunakan metode Islam.

Tuesday, November 16, 2010

TAKLUKAN RIMBA PENGETAHUAN TANPA KEEGOISANMU

Memasuki dunia perkuliahan adalah impian bagi sejumlah besar kalangan remaja yang baru terlepas dari dunia pubertas. Ketika seorang remaja baru saja dinyatakan lulus dari bangku sekolah menengah, yang ada di benaknya adalah apa yang akan ia lakukan setelah ini? Melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi atau universitas adalah pilihan utama bagi mereka yang mampu secara finansial dan akademisi.

Berbagai try out dan ujian masuk universitas menjadi aktivitas yang tak luput dari mereka yang berkeinginan untuk kuliah, sehingga mereka dapat diterima di universitas yang masing-masing mereka harapkan. Tak hanya sampai di situ, topik baru setelah para mahasiswa baru ini diterima di universitas masing-masing adalah bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan paradigma-paradigma baru yang ada di dalamnya.

Bagi saya, dunia perkuliahan bukanlah dunia yang simpel, yang dapat kita mengerti secara langsung apa dan bagaimana “hukum alam” yang berlaku di sana. Mungkin yang ada di benak para mahasiswa baru (teman-teman sebaya saya) adalah kebebasan. Tapi menurut pandangan saya, dunia perkuliahan adalah dunia yang tidak megindikasikan suatu kebebasan, sama sekali. Yang ada dibenak saya, dunia perkuliahan sama halnya dengan hutan rimba, tapi perbedaan rimba yang satu ini adalah tidak adanya hukum alam yang menyatakan “yang kuat yang berkuasa”. Karena bagi saya, di dunia perkuliahan ini kita dituntut bagaimana caranya mempertahankan hidup tanpa merusak kehidupan yang lainnya (asertif).

Idealisme seorang mahasiswa baru yang cenderung ingin menonjolkan diri agar disegani oleh sesama mahasiswa baru, saya rasa adalah kesalahan fatal yang dapat membunuh dirinya sendiri. Ini saya katakan karena ketika saya baru mengenal apa dan siapa itu mahasiswa, ternyata kenyataannya jauh dari apa yang sudah dibicarakan selama saya masih duduk di bangku sekolah menengah. Bagi saya, dunia perkuliahan yang saya lebih senang menyebutnya “rimba pengetahuan” adalah area yang keberadaan dan efiensinya tergantung pada penghuni rimba itu sendiri. Ketika kita menuruti ego dan keangkuhan diri, maka sekali lagi saya katakan, “Brsiaplah untuk kembali tersesat di hutanmu.”

Di dunia perkuliahan ini, kita akan lebih banyak mengenal orang dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia, bahkan dunia dan juga berbagai watak dan karakteristik orang-orangnya. Di wilayah yang lebih homogen inilah, ego kita masing-masing dilatih untuk bagaimana mengahapi berbagai macam watak dan mental kawan. Dan di sinilah tempatnya untuk mengikis ego kita masing-masing dan belajar menghargai orang.

Ketika baru mengenal dunia perkuliahan, saya yang seorang introvert berkeinginan untuk mengubah diri (tanpa mengubah karakter diri) untuk dapat lebih terbukan supel kepada sesama mahasiswa baru maupun senior. Semua ini saya kira adalah hal yang harus saya lakukan agar dapat tetap survive di “rimba pengetahuan” ini. Karena dengan banyaknya koneksi dan pengetahuan seputar perkuliahan dan hal-hal yang ada di dalamnya, memungkinkan kita (para mahasiswa baru) untuk dapat saling membantu.

Mengingat bahwa tujuan kita kuliah adalah untuk meningkatkan kemampuan kita sebagai sumber daya manusia yang berguna bagi Negara Republik Indonesia, maka saling bersinergi antar satu sama lain adalah suatu hal yang cukup bijak dilakukan oleh seorang mahasiswa, terlebih lagi jika dalam satu fakultas kita menggeluti bidang yang berhubungan seperti Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Dan lagi-lagi, menjadi seorang mahasiswa adalah suatu komitmen yang harus dipertanggungjawabkan keberdaannya. Apakah mahasiswa itu menjadi mahasiswa yang hanya sekadar kuliah dan mengukir prestasi tanpa peduli yang lainnya, atau menjadi mahsiswa yang “suka aksi”, dalam artian aktif di segala bidang. Mulai dari kegiatan akademisi, organisasi, hingga sosial masyarakat. Ketika kita memilih menjadi mahasiswa di posisi pertama, maka kita harus siap-siap tenggelam dan tersesat di dalam rimba ini. Tapi jika kita memilih posisi yang kedua, maka pertanggungjawabkanlah aksi dan komposisi yang ada di dalamnya.

Terlepas dari semua paradigma dan pandangan saya saat menjadi mahasiswa baru, kesan yang paling saya ingat ketika menjadi mahasiswa baru adalah, buang jauh-jauh egositas antar sesama. Karena kita membutuhkan pundak teman kita untuk mencapai tempat yang lebih tinggi lagi. Jangan sampai keegoisan yang kita miliki menjadi bumerang yang dapat menyebabkan kita mati sebelum masuk “rimba pengetahuan".

Thursday, November 11, 2010

pemberian-Nya dan keseombonganku


Ciputat, 11 November 2010 1.48 AM

Lama sekali tak pernah menulis kisah-kisah kembali. Akhir-akhir ini aku lebih sering menulis artikel tentang kesehatan. Entah kenapa, semua seperti sudah diatur oleh Tuhan. Dan kini, ternyata aku benar-benar berkecimpung di dunia kesehatan.

Dapat aku pastikan, aku tak pernah membayangkan akan seperti sekarang ini. Berada di tengah-tengah orang-orang hebat yang mementingkan tingkat kesejahteraan kesehatan tak hanya ditinjau dari sisi medis, tapi juga psikis dan rohani.

Ya, kini aku berada di lingkungan yang dulu pernah aku singgahi. Lingkungan yang kental akan keislaman, tapi juga kaya akan ilmu pengetahuan yang modern dan tak tertinggal dari yang lainnya. Sungguh, aku benar-benar kembali ke masa tujuh tahun lalu. Aku tak tahu apa maksud dari semua ini, apa yang Tuhan mau dariku, lalu, apa yang akan Ia rencanakan untuk hari esokku? Semuanya masih dalam perabaanku terhadap-Nya.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, di sinilah kini aku berada. Dan semuanya tanpaku duga.

Jika aku melihat kembali masa laluku, rasanya aneh. Entahlah, memang itu yang aku rasakan. Menatap masa-masa sekolah yang masih terekam jelas dalam ingatanku membuat aku semakin panjang dalam memikirkan keberadaanku dan kehendak Tuhan kepadaku.

Ketika di bangku sekolah, mungkin orang-orang yang mengenalku (belum tentu semuanya aku kenal) akan mengira aku dapat masuk ke universitas yang lebih bagus lagi. Haha… inilah uniknya Tuhan. Banyak kejutan dalam setiap hari yang Ia ciptakan. Dan aku, yang kata mereka siswa teladan dan berprestasi selama di bangku sekolah “hanya” bisa di sini J

Menyesal?

TIDAK. Jelas sekali! Mungkin awalnya berat, tapi setelah dihadapi dengan optimis, semuanya baik-baik saja. Bahkan lebih dari baik. Karena inilah yang sebenarnya yang aku butuhkan. Dan kalian tahu kenapa? Karena Tuhan mengerti diriku.

Dan sekarang bukanlah waktunya untuk melanjutkan keluh kesah dan kemarahan pada Tuhan hanya karena aku tidak mendapatkan yang aku mau. Karena ternyata Tuhan lebih mengerti aku dibandingkan diriku sendiri. Atas nama-Nya, aku benar-benar malu. Malu telah berprasangka buruk pada-Nya.

Jika direnungkan lagi, aku memang pantas mendapatkan ini. Umm. Kenapa?

Jangan heran, karena memang beginilah adanya. Dulu, saat aku masih duduk di bangku sekolah memang seperti yang telah aku katakan sebelumnya, sebagai siswa teladan dan berprestasi. Tapi aku rasa aku sudah cukup kufur dengan segala karunia itu. Ya. Aku berani berkata seperti ini karena aku merasakannya. Misalnya saja saat semua orang mengenal aku sebagai Lisfatul Fatinah yang katanya pandai, bahkan aku tak banyak mengenal banyak di antara mereka. Dan lagi ketika aku mendapatkan PMDK (jalur penerimaan mahasiswa baru tanpa tes) dari Universitas Indonesia, aku menolaknya mentah-mentah. Padahal saat itu banyak teman-teman yang iri padaku dan berharap dapat menggantikan posisiku. Seingatku, aku juga pernah berkata, “sekalipun keterima, nggak akan diambil kok.”

Ckck. Ya Allah. Sesombong itulah aku, saat itu. Hadist di awal postingan inilah yang aku takuti.

Tapi itu semua bukan berarti aku tidak mau menerima karunia Tuhan. Rencana perkuliahanku memang sebenarnya bukan ke Universitas Indonesia, melainkan Universitas Diponegoro, Semarang atau Universitas Sriwijaya, Palembang. Semua itu aku pertimbangkan berdasarkan kualitas dan prestasi universitas tersebut saat itu. Selain itu, aku juga ingin merasakan menuntut ilmu jauh dari orang tua.

Saat proses seleksi PMDK aku memilih program studi farmasi. Entahlah kenapa aku memilih program studi ini, padahal aku tak tahu apa dan bagaimana farmasi itu. Hingga tiba saatnya hasil seleksi diumumkan, namaku tak tercantum di dalamnya. Menyesal? YA!! Saat itu sangat menyesal. Seluruh semangatku dalam menuntut ilmu luntur seketika.

Ujian demi ujian aku lakukan dengan memilih universitas yang sama dan program studi yang sama. Tapi hasilnya nihil. Hingga di detik-detik akhir ujian masuk universitas, orang tuaku, ibuku lebih tepatnya berkata, “jangan terlalu dipikirin. Memang universitas cuma satu aja? Lagi pula universitas bukan patokan suksesnya seseorang. Semua tergantung orangnya. Kalau memang layak untuk sukses, pasti akan sukses. Di mana pun ia berada.”

Mendengar perkataan ibu yang diucapkan di dapur saat aku sedang bermalas-malasan di kamar, aku langsung merasakan kehadiran Tuhan. Keyakinan akan kasih sayang-Nya. Saat itu juga aku bangkit dan menuju kamar mandi, mengambil air wudhu dan shalat dhuha. Dari sinilah aku mulai berpikir. Saat ini juga aku memporak-porandakan mind set dan perasaanku sendiri di atas sajadah. Tersungkur bersama air mata dan gejolak yang selama ini tersimpan rapi.

Kini, aku tahu Tuhan sudah cukup adil padaku, sangat adil. Mulai dari penolakan pendaftaran PMDK dan ujian-ujian masuk universitas negeri. Ya. Karena aku sudah menolaknya sebelum mendaftarkan diri, lalu apa gunanya Ia membiarkan aku diterima? Bukankah lebih baik “jatah”ku nantinya diberikan kepada orang yang benar-benar menginginkannya. Dan di detik-detik terakhir inilah aku merenung dan mengubah pilihanku. Mulai dari hanya tertuju pada satu universitas kini mulai melirik universitas yang lain, begitu pula dengan program studi yang aku pilih.

Dan kini, aku ada di sini. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan. Aku pun bisa berkata, “Terima kasih Allah. Kau Maha Mengerti apa yang aku butuhkan.” J Kalian tahu kenapa? Aku ceritakan di postingan selanjutnya.

Bye… Bye…

Monday, November 8, 2010

Yoghurt: si multifungsi


Yoghurt atau yogurt identik dengan wanita, kecantikan dan kesehatan. Yogurt yang berasal dari susu yang difermentasi mema

ng sangat baik bagi kesehatan. Bahkan bukan hanya untuk memperlancar saluran pencernaan yang seperti kita ketahui di iklan-iklan televise. Yogurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produk yogurt saat ini banyak menggunakan susu sapi.

Fermentasi gula susu (laktosa) pada susu sapi menghasilkan asam laktat. Protein dari asam laktat inilah yang berperan dalam menghasilkan

tekstur seperti gel dan bau yang khas untuk yogurt.

Yogurt yang beredar di pasaran saat ini sudah beragam, mulai dari beraneka rasa buah, cokelat, kopi, moka, hingga yogurt tawar yang biasanya digunakan sebagai salah satu bahan kuliner.

Seperti yang telah saya katakana di atas, bahwa kegunaan yogurt bukan hanya untuk membersihkan saluran pencernaan. Berikut adalah manfaat lain dari yogurt yang perlu Anda ketahui.



1. “membersihkan” usus

Bakteri asam laktat yangterdapat pada yogurt mampu menyerap zat mutagenic dari makanan yang ada di dalam usus besar, sehingga secara tak langsung dapat dikatakan “membersihkan” usus. Dengan mengonsumsi yogurt secara teratur akan membantu mencegah kanker usus. Apalagi yogurt juga menghasilkan zat-zat yang diperlukan olkeh hati, sehingga berguna untuk mencegah penyakit kanker. Selain tiu, bakteri Lactobacillus bulgaricus juga memiliki efek antitumor dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap tumor.

2. Sebagai antibody

Ada zat bermanfaat yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus yang disebut bulgarikan. Zat ini berfungsi sebagai antibiotic spesifik yang hanya membersihkan mikroorganisme yang merugikan. Bakteri “jahat” yang dihambat perkembangannya antara lain adalah Stphilococcus aureus, Shigella dysentriae (penyebab disentri), Salmonella Typhii (penyebab tipus), Clastrodium butolinum (penyebab butolinum, racun pada makanan kaleng), juga mencegah sembelit.

Umumnya, sehabis menjalani pengobatan dengan antibiotic, dokter menganjurkan pasien minum yogurt. Tujuannya untuk memulihkan keseimbangan mikroflora usus.

3. Menurunkan kolestrol

Yogurt terbukti mampu menurunkan kadar kolestrol dalam darah. Hal ini dmemungkinkan karena yogurt mengandung zat antikolestrol yang mampu menghambat kerja enzim pembentuk kolestrol. Ditambah lagi kolestrol yang terbentuk juga diserap oleh pertumbuhan bakteri Lactobaccilus acidophilus, dan bakteri Bifidobakterium bifidum. Proses ini berlangsung di usus kecil.



4. Masker

Sejak berabad-abad silam wanita-wanita Persia menggunakan yogurt sebagai masker untuk mengurangi dan menghilangkan kerutan. Hingga saat ini pun, manfaat ini masih bias di rasakan. Caranya ialah dengan menyediakan setegah gelas yogurt tawar dan lima tetes air jeruk lemon. Campur kedua bahan tersebut, lalu oleskan pada wajah. Biarkan hingga beberapa saat hingga masker mengering dan teras kencang. Setelah itu, bersihkan wajah dengan air dingin, lalu keringkan dengan handuk bersih.

Tak hanya itu, masker yogurt juga dipercaya untuk menghilangkan noda hitam pada wajah.

5. Nutrisi untuk diet

Kandungan gizi yogurt yang sangat tinggi mampu melebihi gizi yang terkandung dalam segelas susu segar. Dalam yogurt terkandung kalori, protein, karbohidrat, kalsium, dan potassium yang lebih tinggi dibandingkan susu segar, dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Karakter inilah yang menjadikan yogurt cocok untuk mereka yang sedang menjalankan program diet rendah kalori.

*semoga bermanfaat

Terima kasih kepada Bapak Drs. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt. atas informasi^^ -FatulNC-

dr. Jose Rizal, MER-C, dan prinsip ikhlash


Siapa yang tak kenal dengan dr. Jose Rizal Jurnalis??

Bagi kalian yang berkecimpung di dunia kesehatan dan melek berita internasional, khususnya perang di Palestin, pasti tak asing lagi dengan nama ini. Pak Jose, seorang dokter terkenal di Indonesia dan aktif turun ke tempat-tempat konflik, adalah sosok yang membuat saya semakin mencintai ilmu yang sedang saya gelitu. Pengobatan dan kesehatan. Pada artikel kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman dan kisah tentang beliau dan bidang yang sedang digelutinya.

MER-C


Berawal dari konflik antar katholik dan muslim di Sulawesi Selatan beberapa tahun silam, ia membentuk suatu tim medis yang berperan di wilayah-wilayah konflik dan bencana. Saat itu, pak Jose yang berperan sebagai relawan melihat banyak aparat dan tenaga medis yang tidak netral dalam menolong para korban di tempat kejadian. Mereka akan melihat latar belakang korban seperti suku, kedudukan, bahkan agama dalam penangan pertama.

Hal inilah yang mendorong pak Jose beserta teman-teman seprofesinya untuk membentuk lembaga kesehatan bernama MER-C. seperti dikatakan sebelumnya, MER-C bergerak di wilayah-wilayah konflik seperti Palestina, Afghanistan dan Irak. Banyak kisah yang dituturkan beliau tentang MER-C, dimulai dari empat orang dokter yang mengumpulkan biaya melalui link-link yang mereka punya, mereka masuk ke medan perang, mtanpa bantuan pemerintah sedikit pun saat itu.

Bahkan ketika satu di antara kami menanyakan bagaimana caranya mereka bias masuk ke daerah knflik yangsangat berbahaya tanpa ada backup dari pemerintah, pak Jose hanya menjawab,” kami punya banyak teman tak terduga dari berbagai belahan dunia dan satu tujuan dengan kami. Yakni menolong saudara karena Allah.”

Yang saya saluti, mereka adalah para dokter yang tak hanya ahli di bidang kesehatan. Tiap orang dari mereka memiliki keahlian pribadi, ada yang dibidah montir (otomotif), computer, dan bahasa. Jadi, mereka tidak merasa kesulitan dalam membentangkan bantuan ke tempat-tempat yang tak dikenali sekalipun.

Biaya dari amal saudara-saudara yang peduli

Mendengar kisah perjalanan MER-C, saya penasaran dengan biaya yang mereka gunakan. Karena sebagaimana yang kita ketahui, medis bukanlah hal yang murah, mulai dari perlengkapan pemeriksaan, obat, hingga perangkat operasi yang pasti dibutuhkan, dan ongkos perjalanan hingga ke negara seberang. Sungguh mencengangkan, dana yang mereka gunakan bukan dari pemerintah, melainkan murni dari bantuan saudara-saudara Indonesia yang peduli dengan sesama. Bahkan berdasarkan data yang ada di MER-C, tercatat miliyaran rupiah yang digunakan untuk bantuan medis. Namuin, untuk ongkos perjalanan para dokter dan relawan, dikenakan biaya sendiri.

Uang amanah rakyatlah yang kita gunakan untuk saudara-saudara kita. Begitulah pak Jose mengatakannya. Doakan kami agar kami tetap amanah dan selamat dalam perjuangan ini. Kalaupun harus mati terkena tembakan atau bom di sana (negara konflik), semoga Allah mencatatnya sebagai pahala syahid.


Dokter muslim yang memegang prinsip ikhlas

Pada pertemuan pertama ini, talk show MER-C di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SYAHID Ciputat, banyak ilmu yang dapat saya serap dari beliau. Bagaimana menjadi seorang tenaga medis yang menolong dengan profesional dan istiqamah dalam berniat.

Ikhlash. Ya. Hanya satu kata, tapi berdampak besar pada diri kita, terutama para ahli medis. Pak Jose yang seorang dokter sperialis ortopedi ini mencoba menanamkan prinsip ikhlash bagi kami mahasiswa yang berperan dalam dunia kesehatan. Menjadikan kalian tenaga medis muslim yang militan tanpa fanatik. Begitulah beliau berkata.

“PRINSIP IKHLASH DAPAT MEMBUKA MATA HATI YANG TERTUTUP.” Itulah perkataan pak Jose yang masih saya ingat dan tercatat rapi di buku catatan kecil saya. Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia kesehatan dan pengobatan khususnya, seharusnya kita tidak membedakan siapa yang lebih mampu dan siapa yang tidak, siapa yang berpangkat dan siapa yang bawahan, apalagi sampai membedakan siapa yang muslim dan siapa yang nonmuslim. Menurut pak Jose, semua itu hilang di depan para dokter. Yang kita lihat hanya kondisi fisiknya (luka) bukan latar belakangnya.

Lalu, bagaimana dengan ikhlash-nya? Di sinilah letak ujiannya. Ditengan peperangan ndan dentuman bom, para tim medis di tuntut menyelamatkan korban-korban terluka dengan profesional.. tanpa memilah dan mengotak-ngotakan mereka. KETIKA SESEORANG LILLAHITA’ALA, INSYA ALLAH AKAN BERTEMU PADA SATU TITIK BERNAMA IKHLASH!

Inilah saatnya prinsip ikhlash tertanam pada diri kita sebagai muslim. Paling tidak sebagai manusia. Kenapa? Karena inilah barometer kepedulian kita kepada sesama dan ikhlashlah yang mengatarka kita pada pluralitas kehidupan. -FatulNC-

Saturday, November 6, 2010

saya kan ga kenal Tuhan!

sebelumnya, tulisan ini pernah aku tulis di di note fecebook.. semoga bermanfaat
***

teringat perkataan seorang guru dikala menjelang Ujian Nasional. pak guru berkata, "apa yang kalian mau, Nak?" kami ddiam, menantinya melanjutkan kata-kata. "gak usah terlalu khawatir, NAk. kalian gak usak terlalu memforsir tenaga untuk belajar sampai lupa makan dan stress." beliau diam kembali dan melanjutkan dalam helaan nafas yang sama, "kalian tahu Tuhan? kenal? nah, kenali Tuhan. dekati Dia, peluk Dia. tapi ingat, jangan sekali-kali mengkhianatinya!"
**

perkataan beliau tiba-tiba terdengar kembali di telinga ketika aku melihat dialog seorang lelaki yang memohon pertolongan kepada ustadz.

"saya mohon, tolong saya, Tadz." lelaki muda memelas
"saya gak bisa bantu apa-apa, mas. minta tolong itu sama Tuhan." jawab ustadz
"kan saya gak kenal sama tuhan, Tadz. saya kenalnya sama ustadz." lelaki muda menjawab dengan lugu
"hehehe. ya kenalan dong, Mas!" lalu sang ustadz pergi meninggalkan lelaki muda sendirian.
**

adakah di antara kita yang tahu Tuhan? lalu apakah kalian mengenal-Nya?
banyak di antara kita bahkan demikian juga dengan si empunya note ini yang terlalu disibukkan oleh kehidupan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya. sampai-sampai kita, sang hamba, tak punya waktu untuk menganal Sang Pencipta.

sadarkah bahwa Tuhan itu Maha Pengasih yang tidak pernah pilih kasih. Ia menyayangi hamba-Nya yang mengenal-Nya, maupun yang tidak. seorang hamba yang ingkar sekalipu masih bisa menghirup sejuknya wangi rumput yang berpadu dengan embun di pagi hari, masih bisa merasakan hangat di dindinnya malam, dan masih bisa merasakan nikmatnya menguap. iya kan?

tapi ketika kita sedang murung, sedih, atau merasa kurang puas atas apa yang diperoleh di kehidupan ini, kita mulai mengadu, mengeluh, dan bermanja-manja di hadapan Tuhan. berusaha menyapanya sebentar untuk meminta apa yang belum kita dapatkan. tapi ketika kita sudah mendapatkan segala pemberiaan-Nya, kita meninggalkan-Nya sampai kekurangan, kesedihan dan keluhan itu kembali datang.

inilah pengkhianatan pada Tuhan. kebiasaan seorang hamba yang belum mengenal-Nya.

tapi ada perbedaan antara yang mengenal-Nya dan yang tidak. ilusinya mudah saja. misalkan Anda adalah tuhan dan kerabat Anda adalah hamba Anda.

suatu hari Anda berjalan dan bertemu dengan dengan dua orang. yang satu adalah kerabat And dan yang lain adalah orang yang baru Anda kenal. lalu keduanya meminta pertolongan berupa pinjaman uang, sedangkan Anda hanya memiliki uang untuk dipinjamkan kepada salah satunya. manakah yang Anda utamakan?

lalu? maukah Anda diutamakan oleh Yang Pertama? -FatulNC-


Tuesday, August 24, 2010

Lalat dan Sayapnya

ada yang pernah mendengar pernyataan "kalau ada lalat masuk ke dalam makanan, lalatnya jangan dibuang. tapi masukkan lalat itu kembali ke makanannya lalu buang." ya, kurang lebih begitu. nah, mari kita telaah kebenaran dari pernyataan tersebut.

diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: nabi Muhammad saw. bersabda:

"jika ada seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang dari kalian, maka hendaklah ia membenamnya, kemudian angkat dan buanglah, karena salah satu sayapnya mengandung penyakit dan sayap yang lain mengandung obat (penawar)" (H.R. Al-Bukhari dan Ahmad)

jauh sebelum terungkapnya fakta ini oleh disiplin medis modern, empat belas abad silam Nabi saw. telah menginformasikan adanya kandungan penyakit dan obat penawar pada kedua sayap lalat. Rasul menjelaskan bahwa untuk mensterilkan air yang kemasukan lalat dan tercemar oleh kuman-kuman penyebab penyakit yang ada di dalam salah satu sayapnya.

sejumlah eksperimen ilmiah modern telah membuktikan kebenaran rahasia terselubung yang terkandung dalam hadits ini. bahwa memang ada ciri khusus yang ada dalam salah satu sayap lalat, yang berfungsi untuk memindahkan bakteri ke tempat lain. apabila masuk ke dalam minuman atau makanan, lalat akan meletakkan kuman-kuman yang menggantung di ujung-ujung kakinya pada makanan dan minuman yang dihinggapinya. namun uniknya, lalat ternyata juga membawa zat pembasmi kuman yang paling ampuh dan efektif di bagian perutnya, dekat dengan salah satu sayapnya.

karena itu, jika semua tubuh lalat ini ditenggelamkan ke dalam air atau makanan lalu dibuang, maka cara ini sudah cukup untuk membunuh kuman-kuman yang dibawa lalat dan cukup pula untuk menghentikan reaksi kuman.

di samping itu, secara ilmiah telah dibuktikan bahwa lalat mengeluarkan sel-sel hidup (corpuscles) jenis enzim yang disebut "predator" yang berfungsi memangsa kuman-kuman yang ditebar salah satu sayap dan mulut, sehingga bisa disebut pula pembawa kesembuhan. sel predator ini berukuran mikroskopis. panjangnya sekitar 20-25 milimikron. jika seekor lalat jatuh ke dalam makanan dan minuman tesebut agar ia mengeluarkan zat-zat antibodi yang berfungsi untuk membasmi kuman yang dibawanya.

ilmu pengetahuan modern telah membuktikan hadits yang disampaikan Rasulullah saw. dengan gambaran yang menakjubkan, sehingga mampu meruntuhkan argumentasi kalangan yang menolak hadits. Dr. Amin Ridha, guru besar Ilmu Bedah Tulang Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariyah, Mesir, menulis sebuah disertasi mengenai hadits ini. dalam disertasi tersebut beliau bahwa referensi-referensi kedokteran klasik telah memuat resep-resep medis untuk berbagai jenis penyakit yang menggunakan media lalat. di zaman modern, kalangan ahli bedah yang hidup sebelum ditemukannya komposisi sulfat atau pada dekade tiga puluhan abad ini (abad 20), menjelaskan bahwa mereka telah melihat dengan mata kepala mereka sendiri terapi penyembuhan patah tulang akut dengan lalat.

dari sini nampak jelas bahwa dalam perkembangannya dunia sain modern semakin menegaskan akselerasi teori-teori ilmiahnya dengan kandungan hadits nabawi yang telah disampaikan berabad-abad silam, sehingga hal ini bisa dianggap sebagai kemukjizatan tersendiri. wallahua'alam. -FatulNC-

‘mereka’ adalah apa yang kita pikirkan tentang ‘mereka’

Dalam novel Layla Majnun karya Nizami, dikisahkan bahwa Majnun menjadi raja hutan karena kecintaannya kepada kekasihnya, Layla. Semua hewan buas yang biasa memangsa manusia, tunduk dan jinak dihadapannya. Dengan syair-syair yang digubahnya, srigalapun menawarkan dirinya untuk menjadi bantalan tidur Majnun.

Ada sebuah kisah yang terselip dalam novel ini, mengenai kesetiaan hewan dan manusia. Tidakkah binatang adalah cerminan manusia? Ya, mereka adalah apa yang kita pikirkan tentang mereka.

Alkisah, terdapat seorang raja di kota Merv. Raja ini memiliki beberapa anjing penjaga. Mereka bukan anjing biasa, tetapi lebih menyerupai setan yang dirantai. Setiap anjing memiliki kekuatan seperti babi hutan, dan rahang mereka yang besar mampu memutuskan kepala unta dalam sekali kerkahan.

Mengapa raja memelihara makhluk-makhluk mengerikan seperti itu? Jawabannya, untuk merobek-robek dan memakan mangsanya. Lantas, siapakah yang menjadi mangsanya? Mereka adalah orang-orang yang tak mendukung raja dan yang membuatnya marah. Orang itu akan dilemparkan ke kerumunan anjing-anjing ini, dan menjadi santapan mereka.

Di kalangan penghuni istana, kebetulan ada seorang anak muda yang sangat cerdas dan lihai dalam segala seni dan tipu daya. Tentu saja ia tahu tentang anjing-anjing galak dan fungsinya yang menakutkan itu. Betapapun bahagia ia tampaknya dari luar, diam-diam ia gemetar. Bukankah raja adalah orang yang cepat marah dan berhati kejam? Bukankah besok atau lusa ia bisa membenci orang yang saat ini ia cintai? Kebenciannya bisa terjadi secara tiba-tiba. Kebaikan hati seorang penguasa tak bi sa diramalkan sebagaimana langit di musim semi. Anak muda itu merasa ngeri saat memikirkan ansib yang mungkin terjadi pada dirinya. Apa yang harus ia lakukan?

Ia mulai masuk ke sekitar kandang anjing dan berbincaang ramah dengan para penjaga kapan pun ada kesempatan. Ia pun memberi mereka hadiah-hadiah kecil sehingga perlahan-lahan mendapatkan kepercayaan dari mereka.

Langkah selanjutnya, ia memberikan hadiah kepada anjing raja berupa potongan-potongan daging, dan terkadang satu ekor kambing. Ia mulai bercanda dengan binatangbhuas ini dan berbicara pada mereka. Kini ia bias mengelus-ngelus dan menepuk-nepuk kepala mereka tanpa takut digigit ataupun dicakar. Itulah tujuan yang diinginkannya.

Hari naas yang ditakutkannya pun tiba, tanpa alas an apapun ang raja sangat marah pada anak muda itu. Dalam kergeramannya, ia memerintahkan untuk melemparkan pemuda malang itu ke kandang anjing. Titah sang raja pun dilakukan. Pemuda tak berdaya itu dilemparkan ke dalam kandang anjing dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat.

Lalu apa yang terjadi dengan pemuda tersebut? Anjing-anjing itu berkumpul disekitarnya sambil mengibas-ngibaskan ekornya, menjilati wajah dan tangannya dengan lembut untuk menunjukkan kasih sayang mereka. Mereka berbaris disekitarnya seperti pengawal, siap menjaganya dari musuh dan melindunginya dari marabahaya. Tak ada yang bisa membuat mereka menyakitinya.

Betapa terkejutnya para pengikut setia raja. Mereka yang tengah siap menyaksikkan tontonan sadis, tidak menyangka dengan apa sedang mereka lihat kali ini. Mereka justru menyaksikkan teladan kasih sayang antara manusia dan binatang.

Sementara itu, apa yang terjadi dengan raja? Ketika keremangan senja merangkak ke peristirahatannya, menutupi pakaian putihnya dengan warna emas senjakala, kemarahan sang raja mulai reda. Karena merasa bersalah dengan perintahnya yang gegabah, ia sangat menyesal dan bekata pada pegawainya, “Mengapa aku memerintahkan anjing-anjing ganas itu membantai kijang yang tak berdosa? Pergi dan lihatlah apa yang terjadi pada pemuda yang malang itu.”

Para pergawai melakukan apa yang dipoerintahkan, dan kembali denga membawa salah seorang penjaga yang diminta untuk memberikan laporan pada raja. Sang penjaga gemetar untuk menyampaikan kejadian yang sebenarnya. Ia tahu bahwa anak muda itu telah mendapatkan kepercayaan anjing dan para penjaganya, dengan cara menunjukkan persahabatan dan memberikan hadiah. Ia berkata, “Paduka yang mulia. Pemuda itu bukanlah manusia biasa. Pastilah iamalaikat yang jatuh adari langit, perantara Yang Mahakuasa dalam melakukan sebuah mukjizat. Datang dan lihatlah sendiri, Paduka. Di sana ia duduk dikelilingi anjing-ajing yang kejam itu, dan mereka tidak memperlihatkan taringnya. Sebagaimana Paduka ketahui,anjing-anjing itu asalah serigala berwajah naga. Namun, oh Paduka, tak satu pun dari mereka yang mengganggu bahkan sehelai rambutnya pun tidak.”

Ketika raja mendengar cerita itu, ia melompat dari takhtanya, tergopoh-gopoh ke kandang secepat kakinya bias mengangkut tubuhnya, untuk menyelamatkan pemuda itu, jika mungkin tepat waktunya.

Raja melihat dengan mata kepalanya sendiri. Air mata mengaliri pipinya seperti sebuah semburan, dan ketika para penjaga telah melepaskan tali yang mengikat pemuda malang iu dan membawanya ke luar kandang. Dengan tersedu-sedu, sang raja memeluknya dan meminta maaf yang tak terkira banyaknya.

Sejenak kemudian, ketika ia duduk sendirian bersama pemuda yang terselamatkan itu, ia bertanya, “ Sekarang, ceritakan bagaiman kejadian sebenarnya? Bagaimana kau tetap tak terluka selama di sana?”

Pemuda itu pun tak kuasa untuk menyembunyikan kebenaran dari sang raja. Setelah menyampai seluruh ceritakan kepadanya, ia melanjutkan:

“Paduka tahu, anjing Paduka menjadi suka pada saya dan menyelamatkan jiwa saya karena beberapa potong daging. Dan Paduka? Paduka sangat tahu bahwa saya telah mengabdi pada Paduka denga setia sejak remaja. Namun, hanya karena sekali membuat Paduka jengkel, Paduka bermaksud membunuh saya. Lalu, siapa yang lebih baik, Paduka atau anjing Paduka? Siapa yang pantas mendapatkan kepercayaan dan penghormatan, Paduka atau anjing Paduka?”

Manusia mungkin bisa tidak berterima kasih, tapi tidak demikian dengan anjing-anjing itu. Ketika mereka mengenali sahabat mereka, mereka pun menemani sahabatnya dengan penuh kasih sayang. Lantas, di manakah posisi kita terhadap sahabat, sebagai anjing atau sang raja? -FatulNC-


Sunday, August 8, 2010

Efek Psikologi Warna Hijau

dalam dunia psikologi, warna memiliki peran penting dalam memengaruhi kejiwaan seseorang yang melihatnya. dalam artikel kali ini, saya kan membahas tentang efek psikologi warna hijau. tidak hanya pengaruh warna hijau terhadap psikis seseorang, namun juga dampak warna hijau terhadap kondisi fisik.



warna hijau dalam al-Qur'an disebutkan berulang kali dalam sembilan ayat; al-An'am 99, Yusuf 43, Yusuf 46, al-Kahfi 31, al-Hajj 63, Yaasiin 80, ar-rahman 64, ar-Rahman 76, dan al-Insan 21. dalam ayat-ayat tersebut, warna hijau lebih sering dikaitkan dengan kemakmuran bumi dan keberadaan surga atau iklim keceriaan, kesenangan, kebahagiaan, dan ketenangan jiwa makhluk yang dikelilingi warna hijau.

dalam surat ar-Rahman, Allah berfirman:

"Maka bertelekan padabnatal-bnatal yang hijau dan permadani yang indah" (Qs. ar-Rahaman: 76)

sedangkan dalam surat al-Insan, kita temukan firman Allah:

"Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal yang dipakaikan kepada mereka gelang (yang) terbuat dari perak dan Tuhan memberikan kepada mereka yang bersih." (Qs. al-Insan:21)

Ardithcham, seorang ahli psikologi dunia ditahun 2008, didukung oleh ilmuan Suriah, Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ahmad Qurquz mengatakan bahwa warna mamiliki pengaruh besar dalam diri manusia. sejumlah riset dan eksperimen pun turut dilakukan untuk membuktikan bahwa warna dapat mempengaruhi maju mu8ndurnya seseorang dalam melangkah, membuatnya merasakan panas atau dingin, senang atau sedih, bahkan bisa mempengaruhi kepribadian laki-laki dan pandangannya terhadap kehidupan.

mengingat pengaruh warna yang begitu dalam pada jiwa manusia, maka sejumlah rumah sakit besar di dunia pun mengundang para pakar untuk memberikan usulan warna dinding dan seragam dokter yang bisa menunjang kesembuhan para pasien.

sejumlah eksperimen menyatakan bahwa warna kuning dapat membangkitkan vitalitas sistem syaraf dan dapat meningkatkan kecerdasan anak. warna ungu yang dikenal sebagai lambang fantasi dan imajinasi diakui dapat memberi stabilitas sistem metabolisme tubuh. sedangkan warna biru yang cerah dan terkesan sejuk membuat manusia merasa adem, berbeda dengan warna merah yang membuat orang-orang disekitarnya merasa panas. lalu bagaimana dengan hijau? inilah jawaban dari banyak pertanyaan mengapa pakaian operasi dan seragam para dokter ahli bedah berwarna hijau. para ahli menyimpulkan bahwa warna hijau dapat membangkitkan keceriaan, kegembiraan, dan kecintaan pada kehidupan.

menutup artikel kali ini, ada satu peristiwa unik yang berkaitan dengan warna. yakni, di kota London, ada sebuah jembatan bernama "Black Freire" yang terkenal dengan sebutan "jembatan bunuh diri". julukan ini diberikan karena banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan di atas jembatan tersebut. untuk mengubah citra buruk ini, pemerintah setempat mengganti warna jembatan yang semula berwarna cokelat tua menjadi hijau terang. ternyata setelah penggantian warna ini, angka bunuh diri di jembatan tersebut menurun drastis.

keunikan-keunikan dampak warna hijau di atas disebabkan medan mata untuk memandang warna hijau lebih kecil daripada medan pandang warna-warna lainnya. panjang gelombang warna hijau juga sedang. tidak sepanjang warna merah dan tidak sependek warna biru.--FatulNC--
*semoga bermanfaat

Monday, July 26, 2010

Raheel Zara

Seorang penulis Kanada akan menjadi wanita pertama yang menjadi imam Salat Jumat di Oxford. Suatu hal yang jelas-jelas sangat kontroversial dan akan memicu kemarahan umat Islam. Wanita itu bernama Raheel Raza. Siapa Raheel Zara?

Raheel Raza adalah seorang aktivis hak-hak perempuan dan penulis yang berbasis di Toronto, Kanada.

Dia diundang oleh Dr Taj Hargey, seseorang yang menyebut dirinya sendiri sebagai imam sebuah interpretasi pemahaman ultra-liberal Islam yang meliputi, antara lain, bahwa laki-laki dan perempuan harus diizinkan untuk shalat bersama dan bahwa imam perempuan bisa memimpin shalat yang dilakukan bersama-sama.

Tiga dari empat sekolah utama Islam Sunni mengizinkan wanita untuk memimpin shalat berjamaah khusus untuk wanita, tetapi semua ahli hukum Islam menentang jika perempuanmemimpin shalat berjamaah di luar rumah dimana makmunnya terdapat laki-laki dan perempuan juga.

Raza, 60, adalah bagian dari sebuah kelompok kecil gerakan feminis Islam yang mencoba mendobrak pemahamanan sesat bahwa perempuan secara tradisional dikecualikan dari peran kepemimpinan dalam masjid. Mereka berpendapat bahwa tidak ada dalam Al Qur'an yang menyebutkan imam perempuan dilarang. Alih-alih mengandalkan para ulama hadis

Lima tahun lalu di Toronto, Raza menerima ancaman pembunuhan setelah memimpin sebuah shalat berjamaah yang makmunnya terdapat laki-laki juga.

"Ini adalah pengalaman yang sangat mendalam," kata Raza. "Ini bukan tentang mengambil alih pekerjaan imam, tapi mengingatkan kjepada kaum Muslim bahwa 50 persen dari penganutnya adalah perempuan. Wanita layak untuk didengar."

Kehadiran Raza di Oxford mengulangi sesi shalat berjamaah serupa pada tahun 2008 yang dipimpin oleh Amina Wadud.

sumber: eramuslim.com

Wednesday, July 21, 2010

Seperti apakah risau kita hari ini?


Hari itu, seseorang menjumpai Umar bin Abdul Aziz. Khalifah dari Bani Umayyah yang sangat terkenal itu. Didapatinya Umar sedang menangis. Sendirian.

“Mengapa engkau menangis wahai Amirul Mukminin?” tanya orang itu dengan hati-hati. “Bukankah engkau telah menghidupkan banyak sunnah dan menegakkan keadilan?” tanya orang itu lagi dengan nada menghibur.

Umar masih terus menangis. Tidak ada tanda-tanda ia akan berhenti dari tangisnya. Beberapa saat kemudian, barulah ia menyahut seraya berkata, ”Bukankah aku kelak akan dihadapkan pada pengadilan Allah, kemudian aku ditanya tentang rakyatku. Demi Allah, kalau benar aku telah berbuat adil terhadap mereka, aku masih mengkhawatirkan diri ini. Khawatir kalau diri ini tidak dapat menjawab pertanyaan seandainya banyak hak rakyatku yang aku dzalimi?”

Air mata Umar terus mengalir dengan derasnya. Tidak lama berselang setelah hari itu, Umar menghadap Allah subhanahu wataala. Ia pergi untuk selama-lamanya.

Umar bin Abdul Aziz, yang menangis dan terus menangis itu, hanyalah satu contoh dari kisah ’orang-orang risau’. Ya, orang-orang yang selalu punya waktu untuk merasa risau, gundah, dan khawatir.

Bahkan sebagian mereka mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk risau. Risau terhadap dirinya, terhadap orang-orang di sekitarnya, atau terhadap beban dan tanggung jawab yang dipikulnya.

Paradigma orang yang menemui Umar, dalam kisah di atas, sangat berbeda dengan paradigma Umar, yang tetap saja menangis. Orang itu bertanya heran mengapa Umar masih menangis, karena dalam pandangan dirinya, Umar sudah sangat terkenal keshalihan dan kebajikannya. Umar telah banyak melakukan kebaikan, berlaku adil kepada rakyat. Dan bahkan mengantarkan mereka kepada kehidupan yang makmur dan damai.

Tetapi Umar tetap menangis. Tangis kerisauan dari seseorang yang mengerti betul bagaimana ia mesti ber-etika di hadapan Tuhannya. Tangis Umar adalah ekspresi kerisauan. Kerisauan seorang penguasa yang memikul tanggung jawab berat. Tanggung jawab memimpin ribuan rakyat. Ia juga tangis seorang yang telah menapaki tangga-tangga hikmah. Yang keluasan ilmu dan amalnya semakin membuatnya merunduk dan merendah.

Kerisauan seorang Umar, adalah bukti bahwa setinggi apapun derajat hidup orang, sesungguhnya Ia bisa risau. Meski kerisauan setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan justru di sinilah inti permasalahannya. Ialah bahwa sejarah selalu mencatat, orang-orang besar sepanjang jaman, adalah orang-orang yang punya waktu untuk risau, mengerti mengapa harus risau, dan apa yang mereka risaukan. Sebagian bahkan meniti awal kebesarannya dari awal kerisauannya.

Sebab rasa risau adalah titik api pertama, yang akan melontarkan sikap-sikap positif berikutnya, lalu membakarnya hingga menjadi matang. Sikap mawas, selalu mengevaluasi diri, tidak besar kepala, bertanggung jawab, tidak mengambil hak orang, dan lain-lainnya. Keseluruhan sikap-sikap itu, pemantiknya adalah risau.

Sejarah tidak pernah memberi tempat bagi orang-orang yang tidak pernah risau, selalu merasa aman, enjoy sepanjang hidup, tanpa beban sedikitpun, untuk dicatat dalam daftar orang-orang besar. Karena risau tidak saja simbol kesukaan akan tantangan, dinamika dan kompetisi, tapi risau juga kendali dan sumber inspirasi bagi segala sikap kehati-hatian.

Dalam pengertian inilah, kita memahami peringatan Allah, bahwa seorang Mukmin, dan bahkan setiap manusia, tidak boleh merasa aman dari adzab Allah. Orang-orang yang merasa aman, tidak pernah merasa risau, tidak punya waktu untuk risau, dan bahkan tidak mengerti mengapa harus risau, adalah orang-orang yang rugi.

Simaklah firman Allah yang artinya, ”Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi. " (QS. Al-A’raf: 97 - 99).

Ayat tersebut sedemikian jelas memaparkan, bahwa merasa aman dari adzab Allah adalah tindakan yang salah. Kuncinya sangat sederhana. Karena manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Bahkan ia juga tidak bisa memastikan, apa yang akan terjadi beberapa menit kemudian. Bisa jadi besok ia melakukan kesalahan, lalu sesudah itu ia mendapat adzab. Bisa juga ia tidak melakukan kesalahan. Tetapi juga mendapat imbas adzab dari kesalahan yang dilakukan orang lain.



Hidup ini seperti hutan belantara yang sangat lebat. Manusia dan keseluruhan makhluk saling berlomba di dalamnya. Berpacu, beradu, berlomba, atau juga saling bekerjasama. Lebatnya belantara hidup membuat hidup begitu liat, keras, dan kadang harus saling mengalahkan. Dalam seluruh denyut kehidupan itu manusia terikat oleh serabut-serabut panjang dan saling berhimpitan. Ujung serabut itu terikat dengan makhluk-makhluk itu. Sedang pangkalnya ada dalam genggaman tangan-tangan Allah. Serabut-serabut itu adalah kekuasaan Allah, yang dari sana lahir takdir-takdir bagi keseluruhan hidup manusia.

Maka, rasa risau, dalam tatanan Islam adalah awal dari rasa ketergantungan kepada sumber-sumber yang memberi rasa aman. Dan, sumber utama rasa aman itu adalah Allah. Yang Maha Kuat lagi Maha Melindungi. Karenanya, orang-orang seperti Umar sangat memahami betapa risau haginya adalah sebuah proses produktif seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhannya. Ia risau dan karenanya ia menangis. Ia menangis dan karenanya ia berharap.

Kita, di sini, sekumpulan orang-orang yang tak akan sampai menyamai Umar bin Abdul Aziz, apalagi melampaui, semestinya menjadi orang-orang yang akhirnya mengerti darimana sebuah kebesaran dimulai. Bahkan, sebuah harapan, ternyata, mula-mula adalah segumpal risau.

Salah satu kebutuhan penting dalam hidup, adalah merisaukan diri. Ia semacam rumah-rumah kecil untuk persinggahan, bagi keseluruhan alur dan aliran semangat serta gelora hidup kita. Sebuah risau adalah tali penyeimbang antara menengok ke belakang dan berhati-hati menatap ke depan.

Maka seperti apakah risau kita hari ini?

Keistimewaan Sya'ban


Bulan Sya'ban adalah bulan kedelapan menurut kiraan takwim Hijriyyah yang padanya mempunyai 28 hari. Sya'ban berarti bercerai-berai. Dinamakan Sya'ban kerana di bulan ini masyarakat Arab ketika itu bertebaran ke berbagai tempat untuk mencari air disebabkan kemarau yang berpanjangan.


Bulan Sya'ban merupakan salah satu bulan yang mulia dan mempunyai beberapa kelebihan dan keistimewaan tertentu padanya. Padanya digalakkan untuk memperbanyakkan ibadah seperti di bulan Ramadhan, Rajab, Muharam dll. Di samping itu, bulan Sya'ban adalah bulan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.

Masyarakat Arab menggambarkan kemuliaan bulan Sya'ban ini dengan beberapa huruf dan artinya yang tersendiri. Di antaranya:

1. Kemuliaan derajat Rasulullah saw. di atas karunia bulan Sya'ban kepadanya sehingga dinamakan bulan ini adalah bulan Nabi saw.

2. Keperkasaan dan ketinggian.

3. Kebaikkan dan kebajikan yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat ganjaran pahala yang besar dari Allah swt.

4. Kasih sayang dan kemesraan.

5. Cahaya keimanan dan cahaya ibadah yang dikurniakan oleh Allah swt. kepada hamba-Nya yang bertaqwa.

di bulan Sya'ban terdapat pula berbagai peristiwa bersejarah dalam Islam, yakni:

1. Menurut Imam Nawawi, pada hari Nisfu Sya'ban (hari kelima belas di bulan ini) tahun kedua Hijriah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam. Yaitu dari Masjid al-Aqsa ke Ka'bah di Masjid al-Haram.

2. Terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijrah. Kemenangan berpihak kepada Islam.

3. Terjadi peperangan Badar yang terakhir pada tahun keempat Hijrah.

Adapun amalan-amalan yang biasa dilakukan Rasulullah dan para sahabat di bulan Sya'ban adalah:

1. Memperbanyakkan Puasa Sunah

Aisyah r.a. berkata : Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan penuh melainkan pada bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat baginda memperbanyakkan berpuasa sebagaimana pada bulan Sya'ban.
(Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Aisyah r.a. juga pernah berkata: Nabi Muhammad saw. tidak banyak berpuasa melainkan pada bulan Sya'ban dan baginda telah berpuasa sebulan penuh pada bulan Sya'ban. Dan baginda bersabda: Lakukanlah amalan yang mana kamu mampu membuatnya maka sesungguhnya Allah tidak membebankan (mewajibkan) kamu sehingga kamu merasa berat dengan bebanan. Dan apa yang disukai oleh Rasulullah saw. adalah sembahyang (sunah) yang sentiasa dilakukan meskipun sedikit. Dan baginda mendirikan sembahyang, maka baginda sentiasa istiqamah di dalam berbuat demikian.
(Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Sebuah hadits Nabi saw.: Rasulullah saw. telah berpuasa sebahagian besarnya dari bulan Sya'ban.
(Riwayat Nasaie)

2. Memperbanyak Berzikir dan Berdoa

Sabda Rasulullah saw.: Allah mencurahkan kebajikan pada empat malam yaitu malam Raya Haji, malam Raya Puasa, malam Nisfu Sya'ban dan malam Arafah.
(Riwayat al-Baihaqi).

Sabda Rasulullah saw. : Doa merupakan otak kepada ibadah.
(Riwayat al-Tirmizi).

Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw. mengingati Allah (berzikir kepada Allah) setiap waktu.
(Riwayat Muslim).

3. Sentiasa Bertaubat dan Beristighfar

Allah swt. berfirman: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu berjaya. (Q.S. an-Nur Ayat 31).