Monday, November 8, 2010

dr. Jose Rizal, MER-C, dan prinsip ikhlash


Siapa yang tak kenal dengan dr. Jose Rizal Jurnalis??

Bagi kalian yang berkecimpung di dunia kesehatan dan melek berita internasional, khususnya perang di Palestin, pasti tak asing lagi dengan nama ini. Pak Jose, seorang dokter terkenal di Indonesia dan aktif turun ke tempat-tempat konflik, adalah sosok yang membuat saya semakin mencintai ilmu yang sedang saya gelitu. Pengobatan dan kesehatan. Pada artikel kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman dan kisah tentang beliau dan bidang yang sedang digelutinya.

MER-C


Berawal dari konflik antar katholik dan muslim di Sulawesi Selatan beberapa tahun silam, ia membentuk suatu tim medis yang berperan di wilayah-wilayah konflik dan bencana. Saat itu, pak Jose yang berperan sebagai relawan melihat banyak aparat dan tenaga medis yang tidak netral dalam menolong para korban di tempat kejadian. Mereka akan melihat latar belakang korban seperti suku, kedudukan, bahkan agama dalam penangan pertama.

Hal inilah yang mendorong pak Jose beserta teman-teman seprofesinya untuk membentuk lembaga kesehatan bernama MER-C. seperti dikatakan sebelumnya, MER-C bergerak di wilayah-wilayah konflik seperti Palestina, Afghanistan dan Irak. Banyak kisah yang dituturkan beliau tentang MER-C, dimulai dari empat orang dokter yang mengumpulkan biaya melalui link-link yang mereka punya, mereka masuk ke medan perang, mtanpa bantuan pemerintah sedikit pun saat itu.

Bahkan ketika satu di antara kami menanyakan bagaimana caranya mereka bias masuk ke daerah knflik yangsangat berbahaya tanpa ada backup dari pemerintah, pak Jose hanya menjawab,” kami punya banyak teman tak terduga dari berbagai belahan dunia dan satu tujuan dengan kami. Yakni menolong saudara karena Allah.”

Yang saya saluti, mereka adalah para dokter yang tak hanya ahli di bidang kesehatan. Tiap orang dari mereka memiliki keahlian pribadi, ada yang dibidah montir (otomotif), computer, dan bahasa. Jadi, mereka tidak merasa kesulitan dalam membentangkan bantuan ke tempat-tempat yang tak dikenali sekalipun.

Biaya dari amal saudara-saudara yang peduli

Mendengar kisah perjalanan MER-C, saya penasaran dengan biaya yang mereka gunakan. Karena sebagaimana yang kita ketahui, medis bukanlah hal yang murah, mulai dari perlengkapan pemeriksaan, obat, hingga perangkat operasi yang pasti dibutuhkan, dan ongkos perjalanan hingga ke negara seberang. Sungguh mencengangkan, dana yang mereka gunakan bukan dari pemerintah, melainkan murni dari bantuan saudara-saudara Indonesia yang peduli dengan sesama. Bahkan berdasarkan data yang ada di MER-C, tercatat miliyaran rupiah yang digunakan untuk bantuan medis. Namuin, untuk ongkos perjalanan para dokter dan relawan, dikenakan biaya sendiri.

Uang amanah rakyatlah yang kita gunakan untuk saudara-saudara kita. Begitulah pak Jose mengatakannya. Doakan kami agar kami tetap amanah dan selamat dalam perjuangan ini. Kalaupun harus mati terkena tembakan atau bom di sana (negara konflik), semoga Allah mencatatnya sebagai pahala syahid.


Dokter muslim yang memegang prinsip ikhlas

Pada pertemuan pertama ini, talk show MER-C di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SYAHID Ciputat, banyak ilmu yang dapat saya serap dari beliau. Bagaimana menjadi seorang tenaga medis yang menolong dengan profesional dan istiqamah dalam berniat.

Ikhlash. Ya. Hanya satu kata, tapi berdampak besar pada diri kita, terutama para ahli medis. Pak Jose yang seorang dokter sperialis ortopedi ini mencoba menanamkan prinsip ikhlash bagi kami mahasiswa yang berperan dalam dunia kesehatan. Menjadikan kalian tenaga medis muslim yang militan tanpa fanatik. Begitulah beliau berkata.

“PRINSIP IKHLASH DAPAT MEMBUKA MATA HATI YANG TERTUTUP.” Itulah perkataan pak Jose yang masih saya ingat dan tercatat rapi di buku catatan kecil saya. Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia kesehatan dan pengobatan khususnya, seharusnya kita tidak membedakan siapa yang lebih mampu dan siapa yang tidak, siapa yang berpangkat dan siapa yang bawahan, apalagi sampai membedakan siapa yang muslim dan siapa yang nonmuslim. Menurut pak Jose, semua itu hilang di depan para dokter. Yang kita lihat hanya kondisi fisiknya (luka) bukan latar belakangnya.

Lalu, bagaimana dengan ikhlash-nya? Di sinilah letak ujiannya. Ditengan peperangan ndan dentuman bom, para tim medis di tuntut menyelamatkan korban-korban terluka dengan profesional.. tanpa memilah dan mengotak-ngotakan mereka. KETIKA SESEORANG LILLAHITA’ALA, INSYA ALLAH AKAN BERTEMU PADA SATU TITIK BERNAMA IKHLASH!

Inilah saatnya prinsip ikhlash tertanam pada diri kita sebagai muslim. Paling tidak sebagai manusia. Kenapa? Karena inilah barometer kepedulian kita kepada sesama dan ikhlashlah yang mengatarka kita pada pluralitas kehidupan. -FatulNC-

2 comments:

  1. sangat inspiratif...semoga banyak bemunculan jose-jose yang lain yang mampu mempersatukan umat tanpa fanatik pada satu golongan

    ReplyDelete
  2. aamin.. semoga kita bisa menjadi bagian di antaranya. Anonymous ... thaks for your visited :)

    ReplyDelete